"Ana kecelakaan?" Tanya Arini.
Tanpa sadar Pak Rizqi menitikkan air mata. Tidak semua laki-laki bisa menahan rasa sedih, semua tergantung pada pokok masalah. Lagi pula menangis juga hak setiap orang. Pak Rizqi merasa sangat sedih ketika mendengar berita tersebut. Dia takut kalau Arkan dan Ana terluka parah atau bahkan berujung maut. Otak Pak Rizqi dipenuhi pikiran buruk mengingat tentang akibat dari kecelakaan.
Memiliki anak semata wayang sering kali membuat Pak Rizqi dan istrinya merasa khawatir. Setiap kali Arkan pergi ke luar rumah tanpa izin membuat mereka gelisah, apalagi tanpa kabar. Walaupun Arkan sudah beranjak dewasa, Pak Rizqi dan istrinya masih saja menganggap Arkan sebagai anak kecil. Pak Rizqi tidak akan melarang Arkan pergi selama tujuan Arkan baik dan berkata jujur karena kejujuran membuat hati terasa tenang.