Chereads / Really I Want / Chapter 50 - Chapter 49

Chapter 50 - Chapter 49

"Apaan sih? gue nggak tuli dan jangan sampai gara-gara mulut toa lo itu bikin telinga gue sakit. Ya kali ganteng-ganteng tuli," protes Dirga.

Gila sekali kelakuan Dirga. Apa dia tidak menyadari bahwa dirinya dengan Sintia beda jenis kelamin. Benar-benar kurang ajar dia. Sintia sangat merasa malu ketika mendengar ejekan Dirga.

"Biarin, biar tahu rasa!"

"Gue mau ke kelas dulu," pamit Zafran meninggal mereka berdua.

Dirga dan Sintia saling pandang kemudian menggelengkan kepala. Mantap betul hari ini Zafran sangat sensi macam cewek PMS sehingga tidak ada harapan untuk mereka berdua akan mendapat traktiran hari ini. Setiap hari Rabu, Zafran akan mengajak mereka berdua makan gratis di kantin dengan tujuan mengenang hari jadian bersama Zea. Zafran berharap semoga setiap hari Rabu membuatnya berkah dan Zea bisa kembali lagi.

Anehnya, Zafran dan Zea putus hubungan di hari yang sama, entah itu memang sengaja ataupun tidak sengaja. Kesannya memang menjadi hari cantik. Di mana hari tersebut menjadi awal dan akhir pada hubungan mereka berdua.

Setiap melangkah kaki, Zafran jadi berpikir. Jika dirinya tidak terikat jabatan, hari ini pasti akan membolos sekolah. Namun, Zafran adalah ketua OSIS di sekolahnya. Mau ditaruh dimana mukanya ketika teman-temannya tahu bahwa Zafran bolos sekolah demi mencari kekasihnya. Bisa hancur reputasinya di sekolah.

Oleh sebab itu, Zafran mencoba untuk menenangkan pikiran agar tidak terus memikirkan hal-hal negatif mengenai Zea. Ternyata terlalu mencintai seseorang membuatnya menjadi Budak Cinta (Bucin). Seseorang yang bucin rela disuruh ke sana kemari demi seorang yang dicintainya. Bahkan terkadang mereka akan melakukan hal-hal yang tidak masuk akal , termasuk yang membahayakan dirinya sendiri.

Rela berkorban demi seseorang memang wajar bagi orang yang sudah terikat status suami istri. Namun, bagaimana dengan mereka yang belum terikat status apa pun? terdengar konyol sih, tapi memang itulah kenyataannya.

"Zafran!" panggil Adit.

Kebiasaan rutinitas setiap pagi, Adit sudah stay di depan kelas Zafran untuk mengajak Zafran tebar pesona. Seperti biasa mereka akan mangkal di depan kelas yang berada di dekat parkiran sekolah. Namun, hari ini Zafran tidak ada selera ataupun niat untuk menggoda para kaum hawa. Alasannya Zafran ingin mengakhiri kebodohannya selama ini demi Zea. Semakin dirinya memperbanyak menggoda wanita semakin tipis pula peluang untuk balikan kepada Zea. Mulai hari ini Zafran akan mencoba untuk tenang dan berhenti menggoda para wanita.

Mulai sekarang dia akan belajar bahwa kepercayaan harganya tidak murah dan sulit di daur ulang ketika sudah rusak. Dia tidak ingin membuat kecewa terhadap orang yang dia sayang. Cukup sekali saja kesalahan fatal yang telah dia lakukan.

"Zaf!" panggil Adit.

"Ada apa?" tanya Zafran.

"Kuylah kita mejeng seperti biasa," ajak Adit menaik turunkan alisnya.

Jujur saja Zafran tidak paham apa maksud dari mejeng. Adit memang suka menggunakan bahasa-bahasa gaul dan kode agar orang lain tidak tahu apa maksud dan tujuannya. Alis dan mata Adit sering digunakan sebagai pengarah. Namanya juga sefrekuensi, pakai kode saja langsung paham, apalagi ngomong secara terang-terangan. Namun, terkadang Zafran tidak paham ketika Adit menggunakan kode baru, seperti saat ini.

"Apaan?" tanya Zafran.

"Mejeng Bambang."

"Gue nggak tahu maksud lo."

"Ya ampun, gini loh, kita duduk santai sambil suit-suit cewek yang lewat, kuy!"

Asli ini godaan terbesar buat Zafran. Ibaratnya saat seseorang rela meninggalkan hobinya. Baru juga mau tobat sudah mendapat godaan. Memang benar apa yang pernah dia baca, godaan itu terasa berat ketika kita memutuskan memilih untuk tobat.

Ketika melihat adik kelas yang biasa dia ganggu lewat di depannya membuat Zafran tergoda dengan ajakan Adit. Hatinya ingin mengikuti apa kata Adit, tetapi kakinya sulit untuk melangkah. Secepat mungkin dia menepuk kedua pipinya agar segera sadar dari pikirannya. Dia sudah janji kepada dirinya sendiri untuk tidak mengulangi lagi.

"Lo kenapa, Zaf?" tanya Adit.

"Gue harus sadar dan gue nggak boleh seperti ini terus," ujar Zafran sambil menepuk-nepuk kedua pipinya.

Perubahan besar terlihat dalam diri Zafran. Adit juga masih bingung terhadap keinginan Zafran. Ini kali pertama Zafran menolak ajakan Adit untuk mejeng. Biasanya Zafran selalu mengiyakan ajakan Adit ketika berhubungan dengan cari perhatian dan bahkan dia lebih semangat daripada Adit.

"Woy! gila banget lo ya. Lagi kesambet apa sih, Zaf? gila banget tingkat laku lo. Tenang biar kelihatan cool di mata perempuan gitu biar kelihatan maco."

"Cool cool cool, lo kira gue freezer apa?" sewot Zafran.

"Cool, artinya keren bukan freezer."

"Terserah lo, Dit. Gue lagi nggak ingin gitu-gituan, gue ingin pensiun saja deh," ujar Zafran kemudian meninggalkan Adit.

Secepat mungkin Adit menghentikan langkah Zafran dengan cara menghadangnya dari depan. "Pensiun?"

"Iya, gue mau pensiun mau tobat. Gue nggak bisa gini terus," jawab Zafran terlihat lemas.

Melihat ekspresi wajah Zafran membuat Adit curiga. Adit paham bagaimana sifat Zafran dan dia yakin bahwa Zafran sedang ada masalah. Namun, walaupun ada masalah, Zafran tidak terlihat selemah ini.

"Kenapa gitu? bukannya sejak dulu godain para wanita adalah salah satu hobi lo?" tanya Adit dengan senyum mengejek.

Wajah songong Adit tak mempan di hadapan Zafran. Mungkin jika Adit bertemu orang baru dengan memasang senyum khasnya membuat orang tersebut merasa tertantang ataupun takut. Bagi Zafran, ekspresi songong Adit adalah hal candaan. Lagi pula Adit akan tunduk ketika Zafran memberikan traktiran makanan di kantin. Memang sih terdengar konyol, tapi pada kenyataannya Zafran memang suka mentraktir teman dekatnya walaupun terkadang ada sebuah embel-embel.

Adit terus memandangi Zafran untuk memastikan bahwa lelaki yang berdiri di depannya ini benar-benar temannya. "Lo ini benar Zafran kan?"

Zafran berdecak kemudian menjitak kepala Adit. Teman di depannya ini memang suka minta dihujat. "Jangan bilang Lo nggak tahu gue, awas saja nggak ada traktiran lagi."

Ancaman Zafran membuat Adit terkejut. Kalau Zafran tidak mentraktirnya, Adit tidak bisa menabung di hari Rabu. Dia segera menggelengkan kepala karena takut jika hal itu terjadi. Bisa-bisa dirinya akan rugi.

"Hehehe, sorry bos. Gue bercanda kali," ujar Adit sambil cengengesan.

"Idih muka lo tegang amat. Santai saja bro!"

"Kenapa lo ingin pensiun? pasti ada masalah kan?" tanya Adit.

"Gue takut karma karena suatu saat kalau gue sudah punya anak dan anak gue perempuan, bagaimana perasaan dia kalau tiap hari digoda cowok kang ghosting dan kang PHP? macam kita berdua setiap pagi ini," jelas Zafran.

Adit tertawa terbahak-bahak. Sejak kapan Zafran memikirkan tentang karma. Adit masih tidak percaya sih karena terdengar aneh saja jika kata-kata tersebut keluar dari mulut Zafran. " Serius ini alasan lo? ada alasan lain nggak?"

"Alasan lain? ya karena gue nggak ingin mengecewakan Zea, cukup sekali saja pada saat itu."

"Widih ada yang bucin nih."

Zafran tersenyum meremehkan. "Lebih baik gue bucin sama orang yang benar-benar tulus menerima gue daripada gue bucin sama orang yang hanya memanfaatkan gue."