"Jadi, lo itu pernah pacaran, Ze?" Tanya Dian terkejut.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Gue kira lo itu nggak ada selera buat pacaran. Lo kan selalu bodo amat kalau ada cowok yang suka, malah biasanya lo itu suka menghindar dan merasa risih ketika ada cowok yang ngejar-ngejar lo buat ngajakin jadian. Gila, gue nggak lagi mimpi kan ya?" Kedua tangan Dian menangkup kedua pipinya, sehingga bibirnya agak mengerucut akibat tekanan dari kedua tangannya.
"Hey! Gue ini perempuan normal kali. Ya kali nggak ada selera buat punya pacar, tapi lebih tepatnya terlanjur nyaman saja sih, hahahaha," jawab Zea diakhiri dengan tawa. Dia sendiri tidak tahu awal mula dirinya bisa ditaklukkan oleh Zafran dan yang jelas dia seringkali bertemu dengan Zafran. Setiap kali bertemu maka ada pertengkaran kecil, hingga lama-kelamaan keduanya saling memendam rasa.