"Kenapa lo bisa ngomong gitu?" Tanya Dian.
Zea memutuskan untuk mengubah posisi tidurnya untuk tidak membelakangi Dian. Namun dia sangat terkejut ketika melihat ekspresi Dian. Selama mereka berdua berteman, Zea tidak pernah melihat tatapan Dian dingin. Zea saja sampai gelapan untuk menjawab pertanyaan Dian. Lidahnya terasa kelu untuk mengungkapkan apa yang dirinya rasakan. Hanya mulutnya yang bergerak, tapi tidak mengeluarkan suara.
Kejadian yang menimpa Zea kali ini mengingatkan dirinya terhadap film-film yang pernah ditonton. Dia sadar kalau ternyata hal tersebut tidak hanya sekedar akting karena sekarang Zea telah merasakannya sendiri. Semua yang Zea lihat tidak masuk akal maka dia tidak akan terlalu memikirkan hal tersebut atau malah dinyinyirin. Untung Zea cuma nyinyirin orang-orang yang berada di dalam dunia maya. Dia tidak bisa membayangkan nasib dirinya sendiri jika balik dinyinyirin orang lain, pasti akan menahan malu yang berlebihan.