"Pacar? Dia sudah punya pacar?" Samuel keceplosan bertanya. Erika dan Noah tersenyum mentertawakan.
"Entahlah, dia tidak pernah bercerita. Tapi, setidaknya kamu menghiburnya karena telah membuat dirinya menangis, bukan?" Ujar Erika.
"Aiishhh sial! Kenapa aku harus repot-repot? Waktu itu kan tidak sengaja juga. Bukan karena aku menginginkannya." Jawab Samuel sambil meletakkan telpon genggamnya di atas meja kayu ber cat putih cerah.
"Sudahlah bro, temui saja dia dan katakan soal tidaksengajaan waktu itu. Dia pasti mengerti kok." Tambah Noah berkata.
"Baiklah baiklah, ini karena kalian yang menyuruh ya. Karena aku merasa tidak perlu untuk mengatakan apa-apa." Samuel melirik pintu masuk dimana Vina telah melewatinya beberapa menit yang lalu.
"Siap!" Jawab Erika dan Noah bersamaan.