"Kan aku bilang tadi, bagaimana aku bisa tidur sendirian di kamar kalau istriku ada diruangan lain?" Dennis meletakkan laptop di meja segi empat kecil yang ada didalam kamarnya. Meja kopi yang biasa dipakai Desia untuk bekerja didalam kamar.
"Sekarang kita tidur ya." Dennis menggendong Desia dan membaringkannya selembut mungkin di tengah-tengah kasur.
"Dennis, aku masih online chattingnya." Desia hendak bangun namun ditahan oleh kedua tangan Dennis. Bukan hanya tangan, namun bibir Dennis sudah melumat bibir Desia dan memainkan lidahnya didalam mulut Desia.
"Uhhh...." Desia melenguh tidak bisa menolak ketika tangan Dennis mulai merayap masuk kedalam piyama dasternya dan kini sudah berada diatas perutnya meraba dengan penuh kelembutan.
"Kamu .... ternyata menginginkanku malam ini." Kulit tubuh Desia meremang. Usia kandungannya memang sudah dalam masa aman untuk bercinta. Jadi, tidak ada alasan baginya untuk menolak sang suami bermata hazel.