"Jangan sedih daddy, mommy minta maaf kalau membuat daddy sedih." Suara Dinda yang menirukan suara anak kecil meratap memohon ampun, membuat Thomas terkekeh gemas. Dicubitnya hidung ibu hamil. Sekejap kedua bibir mereka menyatu mendamba dengan bunyi cecapan yang membuat supir menutup kaca pembatas di tengah-tengah kabin agar tuan dan nyonyanya bisa lebih punya privasi.
Thomas menyusupkan tangan kirinya ke paha mulus wanita hamil. Dinda mendesah tertahan dan mendongakkan kepalanya. Membuat ruang lebih luas untuk Thomas menyesap di leher jenjangnya. Thomas membaringkan sang istri di kursi yang sudah diperluas.
"Mengapa semakin besar kehamilanmu, kamu semakin cantik sayangku?" Thomas membuka dress hamil sebatas perut.
"Kamu menginginkanku sekarang?" Dinda merasa nafas memburu Thomas sudah tidak terbendung. Dia pun memancing sang suami dengan mencium sudut bibirnya tipis-tipis. Thomas yang merasa naluri kelelakiannya terpancing, langsung melepaskan celana panjang dan dalamannya.