"Baiklah. Kamu tunggu disini ya sayang. Bu, aku nitip Dania sebentar." Ujar Umara.
"Pergilah." Ibu mengangguk-angguk pelan.
"Dania, oh kamu akan menjadi seorang ibu. Tak kusangka tahun ini kita hamilnya berbarengan. Hahaha. Selamat ya sayang." Dinda memeluk tubuh sang adik yang masih duduk diatas brankar.
"Iya mba, makasih. Semoga kita diberikan kelancaran dan keselamatan saat persalinan kelak, Aamiin." Ujar Dania.
"Aamiin." Bapak, ibu, dan Dinda mengamini doa Dania secara serempak.
"Oya, Din, kamu sama siapa kesini?" Ibu mencari keberadaan cucu dan menantunya. Karena dilihat Dinda sendirian masuk kedalam ruang igd.
"Sendiri bu, tadi bapak telpon aku kebetulan sedang melihat rumah yang sedang dibangun. Bagas bersama pengasuhnya dirumah. Thomas ke kantor dari pagi sebelum aku keluar rumah." Jawab Dinda.
"Kalian semua anak perempuan bapak ibu sekarang malah sudah mau punya anak. Kita semakin tua ya bu?" Tanya bapak sambil tersenyum sumringah.