"Tadi sore kamu kerumah ibu?" Ada suara bariton terdengar dari seseorang yang sedang memainkan ponselnya diatas tempat tidur.
"Iya sama Bagas dan pengasuh juga supir. Aku sudah ijin kan sama kamu? Aku ingin melihat tanah yang kamu mau buatkan rumah." Suara lembut ini terdiam beberapa saat. Seiring dengan berhentinya menyisir rambut panjang ke arah tepian. "Tempatnya terlalu wah, Thom." Lanjutnya.
"Kemarilah." Si mata biru menatap hangat istri yang dicintainya sepenuh raga dan jiwa. Dia membuka selimut yang tertutup disebelahnya untuk menyambut si pemilik ranjang satunya yang akan bersiap naik ke atas tempat tidur. Dan, perempuan bermata hitam itu pun mendekat sang suami dan terbaring disebelahnya.
"Tidak ada yang terlalu wah untuk keluargaku. Selama aku bisa mengusahakan, aku pasti wujudkan." Thomas membelai rambut Dinda yang panjangnya sampai menutupi bawah punggung.