"Renata, mama boleh masuk?" Alice mengetuk pintu kamar perempuan yang sedang menikmati makan diatas kasur.
"Masuk saja ma, pintunya tidak dikunci." Jawab Renata dari dalam.
Pintu dari bahan kayu premium, dibuka perlahan dari luar dan tampaklah seorang perempuan yang masih menikmati makanannya yang tertunda beberapa saat sebelumnya karena ulah lelaki pencuri ciuman pertama hari ini.
"Kamu tidak apa-apa?"
"Aku tidak apa-apa, ma. Aku beruntung aku dikelilingi oleh orang-orang baik." Renata tersenyum cerah
Oh Nooo..
Lagi-lagi Alice menemukan jejak-jejak itu. Sudah dua kali Dinda kepergok Alice. Entahlah Dinda ini, tipe anak yang cuek sepertinya tidak mungkin. Tapi, kalaupun pelupa seharusnya tidak separah amnesia. Alice menyeringai dan DInda lagi-lagi merasa seperti tersangka yang tertangkap basah memegang barang bukti sehingga tidak bisa melarikan diri.
