Tiga hari sudah berlalu dan perjanjian bisnis antara dua pihak telah selesai di lakukan. Darren dan Calista juga anggota tim yang lainnya bersiap-siap untuk kembali pulang ke Jakarta. Namun, ada yang berbeda kali ini. Baron Sabit ikut serta dalam rombongan. Pria asli daerah yang sudah lama menduda itu pergi ditemani Ryan, ajudan setianya yang bermain di belakang dengan wanita panggilannya, Laura.
"Nona Laura, anda ikut juga?" Ningrum tersenyum tipis melihat Laura dengan tas koper besarnya.
"Ya, tuan Baron membutuhkan aku disana untuk mengurus keperluannya. Bukan begitu, tuan?" Laura menggandeng lengan pria paruh baya yang hanya mengangguk lemah. Tampak jelas ekspresi Ryan yang menyeringai sinis melihat kemesraan yang ditunjukkan Laura pada bosnya. Ningrum memperhatikan mimik dan gestures semua orang yang ada disana.
