Chereads / GANESHA ALESSANDRA / Chapter 3 - GANESHA ALESSANDRA-2

Chapter 3 - GANESHA ALESSANDRA-2

tubuh Ganesha jatuh kebawah saat kaki Veggan dengan sengaja menyelengkat langkah Ganesha.

hidung Ganesha mengeluarkan darah yang lumayan banyak karena hidungnya terpentok oleh bangku kosong yang sengaja di taruh di dekat Veggan.

darah itu terus menerus keluar hingga membuat Ganesha meringis kesakitan,rasa ngilu mulai menyeregap diseluruh hidung Ganesha.

wajah itu mulai pucat dan mata Ganesha mulai ingin menutup dan sekilas ia melihat teman baru nya berkumpul dengan wajah panik.

Blam!

gelap sudah menyambut Ganesha,tubuh Ganesha di bopong oleh Zey dan ia pun membawa tubuh Ganesha ke ruang UKS.

"Duh..baru pertama masuk udah kena musibah aja"bisik Nasya.

"Iya tuh bener".

Veggan mendengar omongan itu dan tersenyum sinis ia pun menghampiri Ganesha dengan laga sombongnya.

sepanjang jalan Veggan menatap kelas-kelas yang ia lewati dengan tajam tetapi tatapan itu hilang saat melihat Herlina Alessandra ada di hadapannya.

"Herlina!"Panggil Veggan.

Herlina yang sedang celingukkan menoleh kearah Veggan dan memberi senyum terbaiknya.

"Kamu ngapain disini,Gan?"tanya Herlina ceria.

"Aku tadinya mau ke Uks eh ketemu kamu,jadi nya ga jadi"ucap Veggan tersenyum manis.

"Oh gitu ya?emang kamu-"ucapan Herlina terhenti saat melihat Zey membawa seragam putih yang di penuhi darah.

"Zey!"panggil Herlina.

Zey menoleh dengan datar dan menatap Veggan sinis karna ia tahu ini penyebab dari ulah Veggan.

"Baju siapa itu?"tanya Herlina.

Zey mengangkat seragam itu dan memperlihatkan name tag yang ada di seragam itu.

GANESHA ALESSANDRA

Wajah Herlina berubah menjadi pucat pasi saat melihat name tag tersebut.

"Ganes?itu punya Ganes?"tanya Herlina tak percaya.

Zey menganggukan kepala dengan mantap.

"Dia dibawa ke rumah sakit pelita karna harus di tangani oleh dokter ahli"ucap Zey yang langsung meninggalkan mereka berdua.

Deg!

apa separah itu -Batin Veggan.

Herlina diam dan langsung menatap horror Veggan.

"Ganes sekolah disini? dan sekelas sama kamu?"tanya Herlina.

Veggan mengangguk pasrah Herlina meninggalkan Veggan begitu saja sedangkan Veggan dengan cepat berjalan kearah parkiran untuk menyusul Ganesha.

dipikirannya sekarang hanya ada Ganesha seorang saja, ia sangat terkejut saat tahu Ganesha di larikan kerumah sakit.

RUMAH SAKIT PELITA HARAPAN 1

Plang nama rumah sakit itu sudah ada di hadapannya ia pun segera memarkirkan motornya dan berjalan cepat ke arah IGD.

Selama dua jam ia menunggu dan akhirnya dokter keluar bersamaan tubuh Ganesha yang didorong oleh suster.

hidungnya di taruh oksigen dan di area hidungnya ada semacam perban yang menutupi hidung Ganesha,bibir Ganesha sedikit terbuka sedangkan wajah dan tubuhnya terdiam kaku.

Veggan terus mengikuti kemana lari nya blankkar tersebut dan ternyata penguntitan itu tertangkap oleh Citra yang berada di belakang Veggan.

"Ini ulah kamu,mama sangat kecewa"ucap Citra langsung melewatinya dengan tatapan kecewa.

Veggan terkejut bukan main saat Citra berbicara seperti itu,Veggan pun mengejar dengan langkah lebar.

"Ma,dengerin Veggan dulu"ucap Veggan.

"Apa yang mau didengerin dari mulut anak nakal seperti kamu ha?"tanya Citra tetapi tak menghentikan langkahnya.

Veggan memberhentikan langkahnya dan menatap sendu punggung ibunya.

"Maaf ma"lirih Veggan.

skip

Setelah kejadian itu Ganesha tidak di perbolehkan melakukan hal-hal yang membuat dirinya kelelahan karena itu akan mengganggu masa penyembuhan tulang retak yang ada di hidungnya.

Ganesha menatap foto keluarga nya dengan datar ia sangat-sangat benci dengan Herlina,ini semua ulah Herlina.

"Dasar parasit"gumam Ganesha yang penuh dengan emosi.

tok tok tok

suara pintu diketuk oleh seseorang yang berada diluar dan dengan cepat Ganesha membuka dan menampilkan seorang Meggan De Revandra.

"Kenapa,Gan?"tanya Ganesha heran.

"Temenin Meggan yuk kak"ajak Meggan semangat.

"Kemana?"tanya Ganesha bingung.

"Beli ice cream di depan yuk"ucap Meggan dan langsung di angguki oleh Ganesha.

"Kak ajak kak Veggan yuk"ucap Meggan.

"Hmm..terserah"ucap Ganesha seperti sedikit tak enak.

Meggan berjalan kearah pintu kamar Veggan dengan semangat menggebu-gebu.

"KAK VEGGAN!!"teriak Meggan sambil menggedor-gedor pintu itu dengan kasar.

pintu itu terbuka dan menampilkan wajah Veggan yang merah menahan amarah.

"Apasi?!"sentak Veggan.

"Jangan kasar"ucap Ganesha dingin.

Veggan melirik sinis kearah Ganesha dan Ganesha pun berjalan meninggalkan mereka berdua dengan wajah flat nya.

"Anterin aku beli ice cream"ucap Meggan.

"Ga"tolak Veggan.

"Ayo lah,sekali aja"bujuk Meggan.

Melihat wajah Meggan yang ingin menangis pun akhirnya Veggan mengangguk pasrah.

"Yaudah ayo"Ucap Veggan.

Akhirnya Veggan dan Meggan turun bersama,mata Veggan menatap tajam Ganesha yang diam sambil memainkan handphone.

"Kamu ajak dia?"tanya Veggan malas.

"Iya"jawab Ganesha.

Veggan menghela nafas dengan pasrah tetapi ia masih menatap Ganesha tajam dan yang ditatap pun sadar lalu tersenyum untuk pertama kali nya.

Mata Veggan seperti tak salah liat kalau seorang Ganesha tersenyum tipis,manis sekali.

"Kak ayo"ajak Meggan dan Ganesha pun berdiri.

selama perjalanan Ganesha dan Meggan terus berbicara,ralat hanya Meggan yang sering sedangkan Ganesha hanya mengangguk dan menjawab dengan singkat,padat dan jelas tetapi mereka terlihat akrab walau Meggan yang lebih cerewet.

Ice cream sudah di tangan Meggan dan Ganesha, sedangkan Veggan tidak memakan ice cream karena ia tidak terlalu suka sama yang terlalu manis.

melihat Ganesha memakan ice cream membuat ia kesal sendiri karena tak membeli juga walau ia tak terlalu suka.

"Yakin ka gamau?"tanya Meggan menggoda Veggan.

Veggan menggelengkan kepala tetapi matanya masih terus menatap Ganesha yang sibuk sendiri dengan ice cream nya.

"Mau?"tanya Ganesha saat merasa Veggan terus menerus menatapnya.

"Nggk"tolak Veggan.

tetapi makin lama melihat Ganesha ia tak tahan dan berakhir ia menarik paksa ice cream Ganesha dan mengembalikan nya dengan wajah tak berdosa.

"Katanya ga mau"ejek Meggan.

Veggan menatap malas adik nya yang mulai menggoda nya.

acara makan ice cream nya sudah selesai dan akhirnya mereka pulang tetapi rumah itu sepi tak ada orang satu pun.

"MEGGAN,MAMA KAMU TDI BILANG KE TANTE KALAU MEREKA BERANGKAT KELUAR KOTA LAGI"Teriak ibu-ibu yang ada disebelah rumahnya dan Meggan pun mengucapkan terima kasih karena sudah di beri tahu.

yes,Herlina bisa gua bawa kesini -Batin Veggan bersorak senang.

siang sudah berganti malam dan benar saja Veggan membawa Herlina kerumahnya.

"Ganes dimana?"tanya Herlina.

"Oh dia ada diatas"ucap Veggan cuek karena ia malas membahas Ganesha.

tiba-tiba Ganesha turun dari atas dengan pakaian biasanya dan wajah datarnya.

"Ganes!"Panggil Herlina.

Ganesha menoleh dan kembali menatap yang lain,jujur saja ia kesal karena ada Herlina disini.

langkah Ganesha kearah dapur dan sebenarnya ia ingin memasak karena lapar tetapi ternyata Herlina ikut ke dapur.

"Gimana?nyaman tinggal disini?"tanya Herlina mengejek.

Ganesha hanya diam dan terus bekerja tanpa memperdulikan Herlina.

Seperti ini lah Ganesha Alessandra ia sungguh dingin dan tak tersentuh bahkan banyak orang yang tidak tahu akan isi hati nya.

Mau Ganesha marah,kesal, atau sebagainya ia tak pernah mau mengubah-ubah mimik wajah nya.

"Diem aja sih,bisu?"tanya Herlina makin gencar mengejek Ganesha.

tangan Ganesha sedang menyemplungkan tempe yang sudah ia bumbui tetapi tak sengaja Herlina terkena cipratan minyak panas itu dan membuat ia mengaduh kencang.

"AKH SAKIT!"Teriak Herlina.

Ganesha akan memperkirakan kalau Veggan akan kesini dan sandiwara Herlina akan di mulai lagi.

bosan.

dan benar saja Veggan datang,tinggal tunggu detik sandiwara akan dimulai.

"Au sakit Gan"rintih Herlina

Veggan langsung mengusap kulit Herlina dan menatap tajam Ganesha.

"Masih sakit?"tanya Veggan dan membawa Herlina kebangku yang ada di meja makan.

"Dikit".

Veggan menghampiri Ganesha dan dengan emosi yang memuncak ia langsung menjambak Ganesha membuat Ganesha meringis kesakitan.

"Akh sakit Gan"rintih Ganesha.

"Bagus lu ya ngelukain dia"ucap Veggan geram.

"Dia berdiri dideket kompor terus ga sengaja kena cipratan"ucap Ganesha memberi tahu yang sebenarnya tetapi Veggan tak percaya dan jambakan itu makin keras.

Ganesha mulai mengeluarkan air mata nya untuk pertama kali dihadapan Veggan,ia terus merintih tetapi Veggan terus menerus menjambaknya.

Rasanya rambut Ganesha ingin lepas dan Veggan pun melepas jambakan itu saat sudah puas.

kepala Ganesha berdenyut lumayan kencang dan wajah itu semakin memerah karena menahan sakit di kepala nya,Ganesha meninggalkan dapur tetapi sebelum itu ia mematikan kompor dan pergi dengan air mata yang terus menerus keluar.

BRAK!

Suara bantingan dari pintu Ganesha dan Veggan hanya bisa menatap dengan tajam sedangkan Herlina tersenyum puas.

sudah tiga jam Herlina dirumah ini dan Herlina pun kembali kerumah setelah di antar oleh Veggan tetapi saat Veggan berjalan kearah dapur untuk minum ia melihat beberapa helai rambut hitam.

Veggan ingat kejadian tadi dan langsung menatap kompor yang masih ada tempe goreng didalamnya.

"Dia belum makan"gumam Veggan.

Veggan pun berinisiatif membeli makanan lewat delivery dan ia pun berjalan kearah kamarnya sendiri.

tetapi saat ingin masuk ia tak sengaja mendengar rintihan dari kamar Ganesha ia coba mendekat dan samar-samar ia mendengar Ganesha merintih kesakitan.

"Shh akhh sakit"rintih itu terdengar sangat jelas dengan cepat Veggan membuka pintu itu dan menampakkan sosok Ganesha yang sudah terbaring dengan pucat.

tangannya Ganesha meremas bagian perut dan ada bercak darah didekat pipi Ganesha.

Veggan pun menghampiri tetapi langsung Ganesha jauhi,reaksi itu berhasil membuat Veggan merasakan hantaman di dadanya.

"Pe-pergi"usir Ganesha yang sudah di penuhi keringat dinginnya di area jidat dan sampai ke lehernya.

"Lu kenapa?apa yang sakit?"tanya Veggan tanpa menghiraukan ucapan Ganesha tadi.

"Pe-pergi,biarin gua kaya gini. ini kan yang lu mau?gua mati dan sekarang gua akan dimatiin sama penyakit ini"ucap Ganesha gemetaran.

Deg!