Zeon yang sakit kini sudah berangsur sembuh, anak lelaki itu kini lebih memilih diam tanpa banyak bicara seperti biasanya.
Hazui pun merasa kehilangan akan sosok adiknya yang ceria. Setiap harinya, gadis kecil itu terus menemaninya mencoba membuatnya tersenyum dengan semua leluconnya. Akan tetapi, semuanya hanya sia-sia karena Zeon terus diam dan tidak merespon apa yang dilakukan oleh Hazui.
"Zeon, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak mau bermain denganku. Kenapa kau selalu diam saja?" tanya Hazui dengan raut wajah sedih.
Zeon menatap ke arah Hazui, lalu kembali memalingkan wajahnya ke arah lain. Hazui menghela napas panjang dan memilih turun dari ranjang Zeon.
"Mau kemana kau, Zui?" tanya Zeon yang melihat kakaknya itu beranjak keluar.
"Aku ingin keluar saja. Disini pun percuma karena kau hanya bisa diam tanpa memperdulikanku," ketus Hazui pada sang adik.
"Maaf, Hazui. Aku tidak bermaksud mengacuhkanmu, aku hanya sedang rindu pada Mommy,"lirihnya dengan nada sedih.