Roger masih menunduk dengan mata yang sembab, di sisinya ada Zoelie dan Haziel yang mengampitnya di kursi kayu panjang. Bak seorang anak yang sedang di temani oleh kedua orang tuanya, Napasnya masih tidak teratur dan membuat Zoe mengusap lengannya, Roger menatap wanita cantik itu.
"Sekarang kau tidak lagi sendirian, jangan terus berlari. Ada kalanya kau harus berhenti dan mendengarkan apa yang ada di hatimu!" ujar Zoe seraya menunjuk dada Roger. "hatimu pun acap kali ingin di dengarkan, jangan terus menghindar."
"Nyonya," lirih Roger dengan mata yang berkaca-kaca. Pemuda itu menarik napas panjang lalu menatap lurus kedepan.
Roger seakan ingin mengatakan sesuatu, akan tetapi terlihat keraguan di wajahnya. Haziel yang pernah merasakan hal yang sama pun mengusap wajahnya seakan teringat kembali bagaimana masa mudanya.