Bryan masih terdiam tak bisa menjawab apa yang di tanyakan oleh Haziel padanya. Sedangkan, Shoni hanya menggelengkan kepalanya melihat pemuda polos itu dengan raut wajah bingung.
Roger tidak terlalu memikirkan itu, yang dia tahu jika Haziel tidak akan menelantarkan dirinya dan Bryan begitu saja. Shoni kembali ke kamarnya untuk mandi, karena sebenta lagi pesawat akan landing di Amerika.
"Habiskan makanmu dan segera bersiap- siap. Karena sebentar lagi kita sampai Amerika," ujar Haziel.
Mendengar kata Amerika, Bryan bukannya makan tetapi melihat ke arah jendela untuk melihat Patung Liberti yang terlihat gagah di atas awan.
"Akhirnya, aku bisa melihat patung itu dengan mata sendiri secara langsung!" ujarnya begitu heboh.
"Apakah kita bisa menaikinya? Ah …, maksudku apa kita bisa menaik ke dalam patung itu?" tanya Roger seraya menatap Haziel.
