"Han yeol, apakah itu dirimu, Nak? Apakah aku tidak salah melihatkan, ini bukanlah mimipi, 'kan?" tanya Hae in pada Zeon yang ada di sampingnya.
Lelaki muda itu mengangguk dengan air matanya, melihat betapa rindunya Hae in pada putrnya Han yeol. Putra sesungguhnya. Han yeol menangis tersedu seraya membungkuk pada ibunya, meminta ampun karena telah menelantarkannya selama ini.
"Maafkkan aku, Eomma! Hukum aku yang sudah menyakiti dirimu dan meninggalkanmu," ujar Han yeol.
Tangan Hae in terulur pada Han yeol d layar ponselnya. Menyentuhnya seakan sang putra ada di depannnya. Lalu Hae in teringat akan sosok Zeon yang ada di sampingnya.
"Kau lihat, Yeol pemuda tampan ini adalah putraku juga. Selama ini, dia memantaskan dirimu untuk menjadi anakku. Ya, namanya Zeon putraku yang selalu menemaniku selama ini," tutur Hae in seraya memeluk erat Zeon.