Langkahnya terseret lemas mejelajahi sebuah lorong di sebuah hotel yang begitu sepi, keadaannya terlihat tidak baik-baik saja dengan baju yang berantakan begitu juga dengan riasan di wajahnya.
Air matanya menjadi saksi bisu betapa kecewa dan hancurnya dirinya saat itu, malam kelabu yang telah membuat dunia dan hidupnya menjadi sebuah tontonan di masa depan.
"Harus pergi kemana aku, malam ini?" gumamnya saat melihat jalanan yang begitu sepi.
Dengan gaun tipis yang membalut tubuhnya, gaadis itu memilih berjalan kembali menyusuri jalanan kota yang sepi tak berpenghuni itu. Melihat sinar bintang yang seakan menari di gelapnya malam, tidak ada dompet ataupun ponsel yang ia bawa untuk meminta bantuan.