"Nyonya Zoe, kau disini." Wanita itu masih harus menahan emosi dan perasaannya.
Wanita itu menitikkan air matanya, matanya masih terus menatap tajam Zoelie dari kejauhan.
"Lihatlah, wanita itu semakin cantik saja, tidak ada yang berubah dengannya. Lalu, apakah lelaki itu yang kini menjadi tempatnya kembali?" tanya Feyna menatap ke arah Prety.
"Hatiku sakit melihatnya, rasanya aku ingin sekali menemuinya dan mengatakan jika keluarganya yang sesungguhnya itu sangat merindukannya, menanti kedatangannya," ujar Prety.
"Bersabarlah, Nak! Ini bukan waktu yang tepat karena melihat Zoelie sedang bersama dengan lelaki itu. Kita pun tidak tahu bagaimana keadaan Zoe, apakah dia masih amnesia atau tidak," ujar Irina mencoba menenangkan sang menantu.
"Ibu benar, aku harus bisa menantinya lagi dan lagi," balas Prety seraya menghela napas beratnya.