Prety masih menutup matanya karena mendengar Feyan yang membentaknya. Gadis Rusia itu menatap lekat Prety yang terlihat takut akan suara kerasnya. Prety mengangkat wajahnya, dengan raut wajah sedih di tatapnya Feyna.
"Kau tidak bisa menyalahkan aku, Nona Fey. Aku tidak memintanya untuk mengikutiku," ucap Prety dengan suara lirih.
"Aku tidak menyalahkmu. Tetapi, apa di dalam hatimu itu tidak merasa bersalah sedikitpun atas terlukanya Efgen?" tanya Feyna.
Prety kembali mengingat akan dirinya yang tiba-tiba menjauh dari Efgen, terjadi ciuman itu dan perbedatannya dengan Efgen di ruang meeting. Lalu pagi ini, dia melihat mobil Efgen yang sudah terparkir di depan apartemen Helen.
"Apa yang sebenarnya yang dia inginkan dariku?" tanya Prety dengan lirih.
"Dia menginginkan dirimu." Feyna dengan tegas dan cepat menjawabnya, Prety membulatkan matanya seraya tidak percaya dengan apa yang diucapkan Feyna.