"Bagaimana bisa orang seperti dia ada?" di seberang sana, Kim Daniel menggaruk kepalanya bingung. "Bukannya dia terlahir miskin dan di panti asuhan?"
"Hm."
"Seriously? Biasanya orang seperti itu justru cenderung gila uang."
"Ayahku bilang dia tidak terlihat seperti orang biasa," kata Renji. Pria itu beranjak menjauh setelah memperbaiki selimut Ginnan yang melorot ke lengan.
"Maksudmu?"
Kim Daniel sudah lama tidak bicara serius dengan Renji seperti ini. Sebab mereka adalah teman lama, jadi jika bukan untuk membully Renji, dia benar-benar tak bisa berpikir akan membahas apa dengan pria itu.
"Aku tidak memiliki perkiraan apapun," kata Renji. Dia membuka tirai jendela yang menampilkan pemandangan luar penuh dengan salju, hiasan natal untuk besok, dan lampu-lampu yang berbunyi gemerincing karena lonceng di sekitarnya. "Tapi Ayah ingin aku menemukan dua orangtuanya yang asli."
"Aneh sekali… memang kau sendiri sudah pernah bertanya padanya soal itu?" tanya Kim Daniel penasaran.