Delilah terdiam saat mendengar tawaran James yang mengajaknya pindah ke New York. Untuk apa? Bukankah dia adalah seorang tawanan yang seharusnya membayar utang-utangnya.
"Candy!" panggil James mengejutkan lamunan Delilah yang menggantung panggilan James di ponsel.
"I-iya, Tuan J!" jawab Delilah gugup bercampur kaget.
"Kenapa kamu melamun?"
"Tidak aku hanya... berpikir," jawab Delilah dan membuat James terdiam sejenak. James lalu mendehem melepaskan beban di tenggorokannya.
"Bagaimana menurutmu?" tanya James lagi masih belum melepaskan pertanyaannya.
"Soal apa?"
"Kamu tidak menyimakku ya?"
"Tuan J... aku... disini sudah malam. Aku sudah mengantuk. Besok saja kita bicara lagi. Selamat malam!" Delilah langsung mematikan teleponnya. James menaikkan alis dan membesarkan mata lalu memandang ponselnya tak percaya. Delilah berani mematikan ponsel darinya sekarang.
James melempar begitu saja ponsel yang dipegangnya ke sofa tempatnya duduk. Wajahnya jadi aneh dan diam cukup lama.
