Ares menatap horor ke arah Andrew yang hanya mendengus meliriknya sekilas.
"Ini bahaya!" gumam Ares lagi masih dengan pandangan horor yang sama.
"Dia Pamanku, Ares. Dia kakak dari ibuku!" gumam Andrew membuat Ares semakin membelalakkan matanya.
"Fuck!" kutuk Ares tanpa sadar. Ia lalu memandang dashboard mobil sport milik Andrew dan berpikir sementara Andrew terus mengebut dengan mobilnya. Ia memasukkan nama taman yang dimaksudkan oleh Elena pada mesin navigasi dan sebisa mungkin tiba lebih cepat. Ares lalu mengambil ponsel dan menghubungi Jupiter, Rei serta Aldrich bersamaan.
"Kamu mau apa?" tanya Andrew pada Ares yang menempelkan ponsel di telinganya.
"Menghubungi yang lain. Kita butuh bantuan!" aku Ares dengan jujur. Andrew menggelengkan kepalanya.
"Jangan ... mungkin tak akan terjadi apa pun!"
"Jangan gila kamu. Dia pria yang berbahaya!"
"Dia Pamanku, Ares!" bantah Andrew makin sengit.