Shawn perlahan menoleh pada Nathan atas apa yang diucapkannya baru saja. Kalimat tercekat di tenggorokannya dan tak mau keluar, rasanya menelan ludah saja jadi begitu sulit.
Nathan masih memandang Shawn dan tak bicara lagi setelah mengatakan sebuah kenyataan.
"Jadi dia sedang hamil dan tak bilang padaku?" gumam Shawn masih memandang tajam pada Nathan.
"Aku rasa dia tak tahu jika sedang hamil." Shawn memalingkan wajahnya dari Nathan dan menegakkan punggungnya bersandar di kursi tunggu dengan sebelah lengannya tengah diinfus.
"Kiran adalah wanita terbaik yang pernah aku temui dalam hidupku. Sampai akhirnya pun dia akan tetap jadi yang terbaik." Nathan mengatupkan bibirnya dan ikut bersandar seperti Shawn.
"Sudah ada yang menemaninya sekarang. Harusnya kamu tak perlu khawatir lagi. Andrew lebih membutuhkan Ayahnya." Air mata Shawn kembali menetes.