"AAAAHKKK!" Rohan melempar dengan kesal ponsel yang ia gunakan untuk menerima panggilan dari Ramdash sebelumnya ke dinding di depannya sampai benda itu pecah dan hancur. Ia tersengal marah namun juga sakit dan menyesal.
Kini perbuatannya mulai menuai konsekuensi yang tak kan ia sukai. Kakaknya Ramdash sudah jelas-jelas akan menentangnya sekarang. Rohan hanya tinggal menunggu waktu dirinya akan ditangkap oleh pihak kepolisian karena dituduh membunuh seorang Hakim Mahkamah Konstitusi.
Tak cukup ponsel, tangannya juga menyapu apa pun yang ada di atas meja kerjanya. Sampai sebuah amplop melayang dari balik sebuah kotak tepat ke atas meja di depannya. Rohan tertegun melihat amplop yang ia ketahui diberikan oleh Arjan kemarin. Ia belum membuang surat yang dikirimkan oleh Kiran tersebut.
Setelah menelan ludah, tangan Rohan menjulur dan mengambil amplop tersebut untuk membukanya. Ia jadi ingin tahu apa yang sebenarnya dituliskan Kiran untuk dirinya.