Andrew membuka matanya perlahan. Rasanya begitu silau karena tirai kaca jendela yang berada di depannya. Perlahan matanya mulai membuka sempurna tapi tirai itu bukanlah berwarna biru dengan ornamen awan melainkan putih tanpa pola apa pun.
'Ini bukan kamarku,' gumam Andrew dalam hatinya.
Andrew masih di posisi menyamping dan ia belum bergerak dari posisinya itu. Rasanya ia baru saja bermimpi buruk soal ibunya. Tapi keningnya mengernyit ketika melihat ada katup infus di salah satu punggung tangannya.
Dengan wajah kebingungan ia bertanya-tanya pada dirinya, apa yang sebenarnya terjadi sehingga ia bisa terbaring dan dipasangi infus seperti ini. Sejak kapan ia sakit?
Andrew mencoba memandang ke sekitarnya sambil mengingat yang sudah terjadi. Rasanya beberapa menit lalu dia masih berada di sekolah. Terakhir ia bicara dengan Jupiter dan masih bisa mengingat dengan jelas senyuman sahabatnya itu.