Nathan Giandra tersenyum lebar saat menghampiri James dengan sebuah surat di tangannya. Ia memberikan kode pada James untuk ikut masuk ke ruangannya. James yang telah menunggu sambil bersandar di dinding lalu ikut masuk namun dengan wajah yang sedikt tertekuk.
Ia benar-benar tak tenang menghadapi hasil tesnya sendiri. Pikiran aneh dan cemas terus menghantuinya selama ini. Nyaris tiga hari, ia bahkan tak mencium kening Delilah sama sekali. Ia takut... benar-benar takut jika Delilah akan tertular sesuatu. Paranoid dan cemas bercampur jadi satu menjadi ekspresi James saat ini.
"Duduklah James!" ujar Nathan mempersilahkan James untuk duduk di depannya. Nathan kemudian menyalakan laptopnya lalu mengetikkan beberapa hal di keyboardnya sebelum kemudian menghadap James lagi.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Nathan basa basi dengan senyuman manisnya.
"Uh... aku baik-baik saja. Aku baru dari lantai 10 mengunjungi Tuan Alexander, Ayah Bryan." Nathan mengangguk mengerti.
