"Lalu bagaimana aku harus bersikap pada James? Aku takut padanya," ujar Delilah setengah merajuk dengan kedua lutut mulai dilipat ke dada. Terdengar gelak kecil Nisa saat mendengar nada suara Delilah.
"Aku juga dulu tidak menyukai Bryan Alexander. Apa aku sudah cerita jika aku sangat membencinya karena dia sudah mencuri ciuman pertamaku?"
"Belum..." Nisa tersenyum dan suara napasnya terdengar cukup jelas di telepon.
"Aku sudah menjalani yang kamu sedang jalani sekarang, Delilah. Dulu waktu aku masih remaja, aku pernah sangat mengagumi Bryan Alexander tapi gara-gara tindakannya, aku jadi sangat membencinya!" Delilah terdiam mendengar kisah Nisa.
"Setelah kami menikah dan tinggal bersama, aku bisa melihat banyak hal yang tak pernah aku pikirkan dulu. Kak Bryan sesungguhnya adalah pria yang setia."
"Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu? Bukankah kamu yang bilang jika dia adalah playboy terkenal di New York," potong Delilah makin tertarik mendengar.