Chereads / Hemlock : The land of werewolves / Chapter 24 - Aku tidak akan menyakiti gadis itu

Chapter 24 - Aku tidak akan menyakiti gadis itu

"Tidak mungkin!"

Cecile. berseru dengan panik. Bukankah ia sudah menolak hal itu sejak awal? Tapi kenapa gadis penunggu hutan ini masih saja mendesaknya.

"Mungkin saja.." Kata gadis berambut merah dengan nada acuh tak acuh.

Hari sudah gelap. Pepohonan di hutan yang hijau sudah menghitam ditelan gulitanya malam. Ada seberkas sinar rembulan yang menembusi celah dedaunan.

Dengan seberkas sinar keperakan itu. Cecile menemukan gadis dihadapannya tampak menawan bermandikan sinar rembulan. Itu tampak seperti lukisan ajaib dari seniman terkemuka.

Gadis berambut merah, yang dikira Cecile sebagai penunggu hutan. Sedang menatap kosong kearah Cecile yang hampir separuh nya samar ditelan malam. Meski begitu ia dapat merasakan getaran ketakutan dari gadis itu. Mendengar deru nafasnya yang tak beraturan. Serta detak jantungnya yang berdebar resah.

Perlahan mata merahnya meredup. Setelah merasakan nuraninya muncul dalam hatinya. Menyuruhnya untuk tidak melanjutkan semua ini.

Tapi hasrat besarnya mengetuk ranah logikanya dengan keras. Mendesaknya untuk bertindak dengan cepat dan tidak melewatkan kesempatan ini.

Dengan begitu tanpa sepengetahuan Cecile. Gadis berambut merah itu sedang berkontemplasi dengan dirinya sendiri.

Angin hutan menderu. Membuat dedaunan saling bergemerisik satu sama lain. Sayup-sayup suara dari binatang kecil terdengar. Datang dengan nyaring membelah kesunyian hutan.

Cecile merasakan hawa dingin sekitar mulai menelusup hingga ke pori-pori kulitnya. Gaun birunya yang terbuat dari serat sutra yang sangat halus. Jelas tidak cukup menghangatkan untuk situasinya saat ini. Tapi Cecile masih dapat menoleransinya.

Mendadak pendengaran Cecile menangkap sebuah nyanyian halus yang menggema di udara. Mengalun dengan pelan bersama hembusan angin. Terdengar merdu dan sedikit menyihir.

'Angin kerahkan tenaga mu...'

'Mengusik hutan yang sepi... lakukanlah!'

'Pepohonan mendayulah lebih pelan'

'Gemerisik dedaunan yang bersentuhan'

'Datang..dan bergabung..'

'Buatlah nyanyian pengantar tidur bersama...'

Cecile pada akhirnya tau dari mana datangnya nyanyian itu.

Nyanyian itu datang dari gadis berambut merah yang diyakininya sebagai penunggu hutan.

Cecile tidak dapat memperhatikan dengan jelas bagaimana ekspresi wajah gadis itu saat ini. Meski sinar rembulan masih bersimbah diwajahnya. Tapi itu masih sedikit samar.

Walau begitu Cecile berhasil memperhatikan gerakan bibi tipisnya yang terbuka dan tertutup. Mengikuti bait-bait lagu yang dinyanyikan nya.

Awalnya Cecile biasa saja. Sampai pada akhirnya ia merasakan bulu romanya naik. Mau tak mau perlahan nyanyian itu membuatnya merinding.

Gadis berambut merah itu terus mengulangi bait yang sama sampai akhir. Dan bersamaan dengan itu ia mulai memusatkan pikirannya pada alam sekitar.

Hingga mata merahnya menyala. Dalam gelapnya malam itu bersinar seperti mata kucing dimalam hari.

Cecile yang melihat mata merah itu bersinar terang. Diam-diam semakin takut. Akankah gadis berambut merah itu akan berubah menjadi wujud aslinya? Seberapa menyeramkan nya itu?

Cecile sama sekali tidak tahu. Bahwa apa yang dilakukan gadis berambut merah itu saat ini adalah memainkan mantra sihirnya.

Setelah memusatkan pikirannya pada alam. Gadis itupun mulai mengendalikan situasi sekitar dibawah tekanan emosinya. Lama proses itu berlangsung. Sampai seberkas sinar merah menggelora keluar dari tubuhnya.

Cecile yang menangkap terangnya sinar merah itu. Tercengang.

Segera sinar merah yang kuat itu mulai mendominasi sekitar hutan yang gelap.

Dan perlahan angin bertiup kencang. Membuat pepohonan bergoyang lebih keras. Dedaunan saling bergemerisik satu sama lain menimbulkan sedikit keributan di hutan yang sunyi.

Dengan pergantian suasana yang bergitu cepat. Cecile semakin gelisah. Sekujur tubuhnya sudah basah oleh keringat dingin.

Gadis berambut merah itu masih belum berhenti bernyanyi. Terdengar halus dan semakin halus. Bersama tubuhnya yang masih diselimuti sinar merah.

Bait-bait yang dinyanyikan nya sama sekali tidak bertambah. Ia hanya terus mengulang-ulang bait yang sama.

Dan alam kembali normal. Angin yang bertiup kencang kembali lebih tenang. Pepohonan yang bergoyang keras. Perlahan mendayu lambat dengan tekanan angin yang mereda. Dedaunan yang saling bergesekan berhenti.

Cecile semakin tidak mengerti dengan situasinya saat ini.

Cecile merasakan angin menerpa wajahnya jauh lebih halus dari yang sebelumnya. Membelai sepasang bulu matanya seperti menggoda mereka untuk jatuh. Itu beriring dengan sisa gemerisik dedaunan yang mengetuk Indra pendengaran nya.

Cecile merasakan situasinya saat ini. Seperti berada dibawah ninabobo yang alam buat untuknya.

Cecile merasakan kedua kelopak matanya yang berat. Bibirnya menguap dengan lebar karena kantuk. Mengkerut kan dahinya, Cecile merasa ini aneh. Kenapa mendadak ia mengantuk?

Menggeleng kan kepalanya dengan keras. Cecile berjuang melawan kantuknya. Tapi ia gagal. Kedua kelopak matanya yang berat sudah jatuh. Sedetik kemudian tubuhnya yang seperti kapas mulai lunglai.

Didera kantuk yang berat. Cecile akhirnya tertidur dan ambruk ketanah.

Menyambut pemandangan itu. Gadis berambut merah tersenyum sangat puas.

"Maida"

Suara seorang pria datang dari belakang memanggilnya.

Henry" Katanya kemudian.

Tanpa berbalik kebelakang. Maida, gadis yang dikira Cecile sebagai penunggu hutan. Ia sudah tau siapa yang datang.

Menarik kedua sudut bibirnya lebih lebar. Maida berkata dengan bahagia.

"Akhirnya aku menemukan seseorang yang cocok untuk menukar kedua bola matanya dengan milik ku"

Mendengar itu, pria yang bernama Henry. Melangkah lebih dekat kearah Maida.

Pria itu memiliki proporsi tubuh tinggi yang ideal. Mengenakan dalaman serba hitam dengan kombinasi jubah luar bewarna ungu gelap. Itu kombinasi yang mendukung untuk kulit putih yang terang seperti rembulan.

Berdiri dibawah sinar rembulan. Seseorang dapat menilai wajah itu terbilang tampan dan memikat. Mata almond nya bewarna hitam pekat yang menyihir. Ia membawa aura hangat dan bersahabat bagi orang-orang disekitarnya. Mungkin itulah kenapa Maida memilih dengan mudah untuk jatuh hati pada pria ini.

Gadis mana yang tidak jatuh hati dengan pria berhati lembut dan hangat?

"Maida..kau tidak bisa melakukan ini" Itu adalah kalimat larangan. Tapi Henry mengutarakan nya sangat halus.

"Perjanjian batanfrien* melarangnya. Kau tidak bisa melanggar itu"

Mengangkat wajahnya. Maida dapat memperhatikan mata almond yang hitam pekat itu. Bersinar penuh kekhawatiran terhadap nya. Menarik kedua sudut bibirnya, Maida tersenyum lembut. Ia merasa sangat tersentuh.

"Aku tidak akan melukai gadis itu"

Kata Maida dengan tenang. Mata merahnya sudah kembali normal. Dan sinar merah yang keluar dari tubuhnya sudah menghilang.

Mengangkat tangannya. Maida mengulurkannya dengan lembut ke permukaan wajah pria itu. Ia dapat merasakan pipi pria itu yang dingin dibawah telapak tangannya yang hangat.

"Kau percaya padaku kan?"

Henry tidak dapat memperhatikan raut wajah gadis itu dengan jelas. Karena sinar rembulan terhalangi oleh dedaunan ditempat gadis itu berdiri.

"Maida..aku mengkhawatirkan mu" Henry berujar lirih. Ia tidak ragu untuk menunjukkan betapa khawatirnya ia pada gadis itu.

"Aku tau.." Sahut Maida sambil mengelus belahan wajah pria itu yang sekarang sedikit menghangat.

"Aku mohon jangan lakukan ini" Kata Henry lagi.

Henry sama sekali tidak ingin Maida mengotori tangannya hanya untuk memperjuangkan cinta mereka. Ia hanya ingin Maida tetap menjadi gadis murni seperti yang ia kenal.

Jika itu adalah perjuangan dan pengorbanan. Maka mereka harus melakukan keduanya bersama. Dan semua itu harus jauh dari segala hal yang kotor dan keji.

Henry tidak ingin semua langkah mereka untuk cinta mereka. Itu harus ternodai dengan ambisi liar. Ia hanya ingin itu bersih sama seperti cinta mereka yang murni.

Mendengar itu Maida sedikit kecewa dalam hatinya.

"Kau tidak percaya padaku?"

___

* Batanfrien: Sebuah nama perjanjian.

(Untuk selengkapnya akan dijelaskan di bab- bab yang akan datang)

Mungkin akan banyak istilah baru serta nama aneh lainnya yang akan muncul dalam cerita ini. Semua murni dari buatan penulis dan tanpa maksud tertentu. Hanya untuk melengkapi alur fantasi cerita ini.*