Chapter 4 - Diam

Memendam perasaan itu sulit, mungkin jika laki-laki lain menggantikan posisiku saat ini.. mereka lebih memilih untuk meninggalkanmu, dan melanjutkan pencarian mereka.

.

Kekecewaanku pada bulan Agustus lalu memang masih membekas di dalam hati, namun aku lebih memilih untuk melanjutkan hidup, dan mencoba untuk melupakanmu dengan semua pelarian yang ku lakukan.

.

Sudah 7 bulan aku melakukan semua pelarian ini. Aku terpaksa harus menjadi lelaki brengsek yang memainkan perasaanku kepada semua wanita, hanya demi melupakanmu. Satu per satu dari mereka memang pantas untuk menerima cinta yang tulus, namun ternyata.. aku bukanlah lelaki yang pantas untuk memberikan semua ketulusan itu.

.

Karena di setiap perjuanganku dalam mengejar wanita lain, ada kehadiranmu yang selalu terlintas di kepalaku. Kita memang sudah tidak bertemu selama 7 bulan, namun aku tidak bisa membohongi keinginan untuk segera bertemu denganmu.

.

Dan selama 7 bulan itu, ada kekaguman yang muncul di dalam diriku. Aku kagum akan perkembanganmu sebagai anak rantau dari seberang Pulau Jawa. Dirimu yang awalnya ku anggap sebagai gadis kaku, mulai menjadi gadis periang yang dikenal oleh banyak orang, hanya karena kebahagiaan dan kebaikan yang kamu berikan kepada mereka.

.

Aku kagum kepadamu, banyak orang menyebutmu sebagai gadis yang paling baik di sekolah wanita yang terletak di Jalan Sabirin itu. Aku tidak tahu bagaimana kamu melakukan semua ini, namun yang aku tahu adalah.. perjuanganmu untuk menjadi gadis periang tidaklah mudah, mengapa? Karena selama 7 bulan tersebut aku memperhatikanmu secara diam-diam, tanpa sepengetahuan mu, maupun teman-temanku.

.

Aku hanya bisa tersenyum tenang, setiap kali aku mendengar teman-temanku menyebutkan namamu berulang kali. Andaikan aku bisa membantumu melewati waktu 7 bulan itu, selalu menyempatkan diriku disaat kamu membutuhkanku, dan menjadi seseorang yang selalu memberitahu mu bahwa semua hal akan berjalan baik-baik saja.

.

Namun, sepintar-pintarnya aku menyembunyikan perasaan ini.. aku tetap tidak bisa membohongi diriku sendiri. Mungkin ada saat dimana aku sudah memiliki keberanian yang cukup untuk mengungkapkan isi hatiku kepadamu, memang bukan sekarang.. tapi suatu saat nanti.

.