Chapter 5 - You've Changed

Februari, 2019

.

Hari Valentine adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua orang pada bulan itu. Begitu juga denganku, yang sedang mengalami kebimbangan karena memiliki perasaan kepada wanita lain selain dirimu.

.

Aku ingin memberimu sebuah kado valentine yang sederhana, namun aku terlalu takut bila hal tersebut akan memperlihatkan perasaanku kepadamu. Selama aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah memberikan sebuah kado sebagai tanda kasih sayang kepada wanita lain, kecuali ibuku.

.

Banyak teman-teman yang mulai mempertanyakan diriku, mau ngasih kado valentine ke siapa? Udah punya gebetan belum? Semua pertanyaan itu terlihat sangat sederhana, namun terkesan menusuk. Terkadang, aku juga bertanya kepada diriku sendiri, mau nyimpen perasaan ini sampai kapan?

.

Sekitar bulan Februari awal, sekolahku mengadakan acara pesta nama. Saat itu aku menyediakan diri untuk menjadi panitia, dan mendapat bagian sebagai penjaga barang pameran.

.

Acara berlangsung sangat lama, hingga membuatku bosan setengah mati.. meskipun aku mendapat kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang baru. Malam pun tiba, dan pengunjung yang datang semakin banyak. Aku sama sekali tidak berpikir bahwa dirimu akan mendatangi pameran ini, namun realita berkata lain.

.

Ku lihat dirimu datang bersama dengan ketiga temanmu, dan aku berpura-pura untuk tidak memperhatikan kehadiranmu itu.. namun aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku pun berpikir, mungkin ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertemu denganmu, entah itu secara kebetulan atau tidak.

.

Aku pun rela menyibukkan diriku secara cuma-cuma, hanya demi mendapat perhatian kecilmu itu. Kesempatan yang ku tunggu-tunggu pun telah datang, disaat aku melihat dirimu sedang memperhatikan foto yang terpajang di sepanjang lorong kelas 10.

.

Dirimu berjalan dengan sendirinya, dan aku menyempatkan untuk memperhatikanmu sejenak dari kejauhan, sebelum aku memutuskan untuk memanggil namamu.

.

Dirimu menoleh, dan langsung menampilkan senyuman manis dari wajahmu. Seperti lirik lagu Sewindu - Tulus, "cukup bagiku.. melihatmu tersenyum manis, di setiap pagimu, siangmu, malammu."

.

Ada sebuah kelegaan besar yang muncul di dalam hatiku ketika berhadapan denganmu lagi, setelah 7 bulan lamanya kita tidak bertemu.

Setiap alunan kata yang diucapkan oleh dirimu, dapat diibaratkan sebagai alunan musik indah yang selalu ingin ku dengar dari dulu.

.

Disaat aku sedang berjalan di sampingmu kala itu, hanya demi menemani dan memenuhi hasratmu akan seni yang begitu tinggi.. ada satu pertanyaan yang terlintas di dalam kepalaku. Apakah kamu masih menganggapku sebagai teman biasa? Memang terdengar aneh bila aku bertanya seperti itu, apalagi jika melihat usahaku selama ini yang hanya bisa memendam perasaan kepadamu.

.

Namun, pada saat itu aku diberi kesempatan untuk melihat warna baru dari dirimu. Gaya bicaramu yang tidak terkesan kaku lagi, keberanian untuk menunjukkan sisi asli dari dirimu kepada orang baru, hingga ekspresi wajahmu saat itu.. yang menunjukkan bahwa dirimu sudah menemukan kebahagiaan di kota pelajar ini.

.

Andai saja aku bisa ikut hadir di dalam kebahagiaanmu itu, dan menjadi orang pertama yang mengatakan bahwa dirimu sudah menjadi gadis dewasa yang dikagumi semua orang, termasuk diriku.

.

Aku pun tidak bisa membohongi diriku (lagi) pada saat itu, ketika harus menerima kenyataan bahwa aku sudah jatuh hati kepadamu untuk kedua kalinya.

.