Tubuh Rebecca langsung ditolak mundur. Wanita itu mengaduh bukan main. Zaedan kembali melihat istrinya. Kepalanya menggeleng, dia berharap Aluna tidak terprovokasi oleh Rebecca.
"Kau jahat Danki, selama kita berhubungan, kau tidak pernah serius denganku. Kau selalu menghindar saat aku meminta bertemu dengan anggota keluarga Akbara yang lain" Rebecca berbicara dengan derai air mata. Sebanyak apa pun pria yang pernah bersamanya, namun Zaedan tetap membekas di hati.
Pria bermata hazel selalu menjadikan dirinya sebagai putri yang sangat dicintai. Rebecca bisa merasakan bagaimana Zaedan memberikan cinta padanya. Berbeda dengan yang lain, lelaki itu memberikan cinta, bukan nafsu belaka.