Keesokan harinya rumah keluarga Akbara sudah diramaikan dengan kedatangan keluarga Aluna dari Bandung. Hanya Pak Hasan dan Bu Ros yang datang, ketiga adik Aluna tidak bisa datang lantaran masih ada kegiatan perkuliahan.
Pagi-pagi sekali Zaedan sudah menjemput mertuanya di stasiun kereta.
"Pelan-pelan sayang"
Bu Ros mengeluarkan air mata saat melihat putrinya. Baru saja Aluna pulang dari rumah, sekarang dia sudah berbadan dua. Haru semakin kuat ketika melihat betapa menantunya sangat perhatian pada anaknya. Bu Ros berharap semoga semua ini tidak akan berakhir sampai akhir hayat mereka.
Zaedan memegang erat tangan istrinya saat menuruni tangga. Padahal Aluna sudah berkata jika ia bisa sendiri. Semenjak mengetahui Aluna hamil, Zaedan benar-benar terlalu berlebihan untuk semua hal yang bersangkutan dengan istrinya.
"Saya bisa sendiri bang"