Aku tak bisa menahan bahagia. Mungkin ini bisa dikatakan sebagai hari ulang tahunku yang terbaik sepanjang hidup. Dan kado yang diberikan Aluna adalah kado terindah yang pernah aku dapatkan. Bu Cici benar, ulang tahun kali ini. Aku sudah berstatus sebagai seorang suami dan calon ayah. Lihat betapa bahagianya aku.
Air mata selalu ingin keluar, apa hormonku sekarang berubah?. Semenjak beberapa minggu terakhir aku lebih suka terbawa suasana dan perasaan. Ku potong kue cokelat yang telah dibuat oleh Bu Tatik dan Bu Cici. Potongan pertama tentu ku berikan pada Aluna, wanita istimewa dalam hidupku. Ibu dari anak-anakku, dan insya Allah bidadariku di akhirat nanti. Semoga kami sekeluarga dipertemukan kembali nanti.
Itu adalah salah satu doaku tadi. Sebelum memotong kue, aku berdoa terlebih dahulu. Tentu tidak dengan meniup lilin. Meski ada lilin yang menyala, itu hanya sebagai riasan. Aluna mengajarkanku untuk bisa membedakan budaya Islam dan bukan.