Aku mengangguk. Berupaya percaya dengan Riko. Siaga tetap aku pertahankan. Kami kembali melaju di jalanan. Menuju tempat kedua.
Motor besar melaju dengan kencang.
"Lun peluk aja, aku mau ngebut soalnya. Biar cepat" Riko memintaku untuk memegang perutnya. Aku sebenarnya enggan. Tapi karena memang ingin cepat sampai akhirnya aku mengikuti yang dia minta. Pikiranku sekarang dipenuhi oleh bayangan wajah menakutkan milik suamiku.
Kang Zaedan, entah di mana sekarang dia. Katanya ingin menjemput tadi. Namun tidak pasti juga, setidaknya itu informasi yang aku dapatkan dari kang Roby. Semoga saja dia tidak jadi menjemput, agar aku lebih tenang. Tidak enak juga jika ia harus meluangkan waktu istirahatnya untuk menungguku. Aku tahu dia pasti sangat lelah.
"Sudah sampai Lun" tepukan di bahu membuatku sedikit terperanjat. Ternyata aku melamun.
Ku edarkan pandangan. Mataku menyipit, mengapa ke rumah sakit?. Siapa yang sakit?, Benakku.
"Kenapa ke rumah sakit Ko?. Siapa yang sakit?"