Tidak ada yang kami lakukan. Hanya diam, menikmati netra mata satu sama lain. Aku masih berada di atas tubuhnya. Tak pernah menyangka akan mengalami hal manis semacam ini. Begitu lama kami bertatapan, waktu seakan berhenti bergerak.
"Teh.." teriakan seseorang akhirnya menarik aku dan kang Zaedan kembali ke dunia nyata. Sontak tubuh ini berdiri, merapikan pakaian dan rambut. Lucu sekali, padahal tidak terjadi apa-apa. Tapi mengapa aku terlalu panik.
Kang Zaedan juga bangun. Dia juga panik saat mendengar ada yang datang.
"Siapa sayang?"
Ha?. Aku hampir tersedak mendengar ucapannya barusan. Sayang?. Meski kata itu diucapkan tanpa nada atau gaya bicara yang romantis. Tapi tetap saja mampu membuat hati ini bergetar. Pipiku terasa hangat. Ya ampun, jangan sampai kang Zaedan menyadarinya.
"Sepertinya Alena kang, dia baru pulang dari kegiatan kampus"
"Tidak pulang?"
