Aku tafakur, bimbang ingin melakukannya atau tidak. Sudah lama sekali, dari tadi, dari awal pembicaraan kami. Aku berusaha menahan gejolak serta dorongan dalam diri. Tapi tidak untuk kali ini, aku tak mampu lagi menahannya.
Setelah aku mendengar alasan mengapa ia mau memaafkan aku. Terlebih kalimat terakhirnya yang cukup menyentuh hati. Aku langsung meraih tubuh mungil tersebut seraya berkata, "Terima kasih". Ya, tidak ada kata yang mampu mewakili ucapanku selain dua kata ini. Kata yang 'katanya' terdengar sederhana, namun 'katanya' juga sangat sulit untuk diucapkan. Akan tetapi kata ini diyakini banyak orang sangat berpengaruh. Syaratnya jika diucapkan dengan tulus.
Aku tak tahu ungkapan 'terima kasih' yang baru beberapa detik ku lontarkan terdengar tulus atau tidak. Namun ku pastikan itu ku ucapkan secara ikhlas. Benar-benar berterima kasih atas pengertian dan kesempatan yang diberikan.