Tok..tok...tok..
Ketukan pintu mengusik pendengaran, mataku perlahan membuka, wajah Aluna yang pertama kali ku lihat. Senyum terbit di wajahku, bahagia rasanya. Ku rasa ini adalah pagi terindah dalam hidupku. Ya, sepertinya begitu.
Aluna juga membuka matanya, kami saling tatap dalam diam. Meski suara ketukan pintu dan suara beberapa orang terus terdengar, aku dan dirinya tak ambil peduli. Masih menikmati kehangatan pelukan yang ada.
Tadi setelah salat subuh aku meminta Aluna untuk tidur kembali, memintanya untuk memelukku erat. Saling berbagi kehangatan. Anehnya Aluna langsung mengiyakan, sampai pagi ini. Detik ini juga aku masih belum bisa percaya sepenuhnya. Bahkan setiap mata ini ingin berkedip, ketakutan pasti menerpaku. Aku takut jika berkedip, maka setelah itu semuanya berubah. Kembali seperti semula, tidak ada kehangatan, yang ada hanya masalah, masalah, dan masalah.
"Kang, sepertinya Ambu sedang menunggu kita"