Mataku masih menatap lurus layar ponsel yang masih menyala, baru saja aku bisa mendengar suara istri tercinta. Aku tak tahu apa Aluna marah denganku atau tidak, dari nada bicaranya seperti sedang menahan kesal. Tapi, apa iya dia kesal denganku.
Sejujurnya aku masih ingin berbincang lebih lama dengannya, aku sangat berharap Tuhan kembali menyatukan kami. Semangatku untuk sembuh semakin membara, meski rasa sakit sudah tidak ada, tapi luka bekas jahitan masih basah. Mungkin sekitar 10 hari lagi baru kering.
Kembali kulihat ponsel, niat hati ingin menelepon gadis yang wajahnya sekarang terpampang jelas di layar ponsel. Tapi kuurungkan karena teringat kata terakhir dari Aluna. Akhirnya aku memilih untuk beristirahat sambil berselancar di internet. Kuketik beberapa kata kunci dan dengan cepat muncul artikel dan sebuah gambar.
Mata membaca dengan tajam beberapa artikel yang tersedia di laman internet. Mencoba meyakinkan diriku tentang suatu hal.
