Aku melipat sajadah dan mukena, sejak tadi pikiranku tak bisa lekang dari bayangan wajah seseorang. Wajah yang dulu sering kutakuti, wajah pria bermata hazel. Memang benar, ekspektasi terkadang tak bisa sejalan dengan kenyataan. Aku pikir setelah kudirikan salat malam dan subuh pikiranku bisa lebih tenang seperti biasanya. Tapi sekarang meleset.
Akhirnya kuputuskan untuk meraih ponsel dan menekan satu nomor yang tadi malam sempat kuhubungi. Awalnya aku ragu, sebab jam menunjukkan pukul 5.01, setahu jam segini merupakan jam tidurnya kang Zaedan.
Tapi ku lanjut saja, barangkali diangkat.
Tut...tut...tut..
Baru beberapa detik menunggu, panggilan terjawab, rasanya sungguh sulit dipercaya. Apa kang Zaedan tak nyenyak tidur?, sempat aku berpikir seperti itu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kang, selamat pagi" ucapku mengawali percakapan.
