Wajah pria yang awalnya tampan berubah menjadi tak berbentuk. Diko sudah tak berdaya, ia hanya bisa diam sambil menatap wajah seseorang yang tengah memandangnya dengan tatapan marah. Bukannya takut Diko justru memberikan sebuah senyuman mengejek, menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh sama sekali.
"Cepat katakan tuan Diko yang terhormat" Roby meredakan emosinya, sepertinya perlu rencana B untuk menekan seorang Diko. "Sekali lagi saya katakan sebaiknya tuan Diko mengaku saja"
"Heh.., kau pikir kau siapa bisa mengancamku" lagi, Diko tidak menunjukkan ekspresi takut sedikit pun.
"Oke, secara tidak langsung tuan Diko menyuruh saya untuk mengambil rencana B, Max.."
Pria yang dipanggil Max mendekat dan memberikan beberapa amplop berwarna cokelat. Roby mengambil amplop tersebut dan meletakkannya di atas meja.
"Silahkan dibuka tuan Diko"