"Cepat katakan" dua pasang mata beradu tatap, pandangan serius seakan mampu mengintimidasi siapa pun yang melihat.
Helaan nafas terdengar pelan, keheningan bisa mereka rasakan. Bahkan jika di sekitar bunyi gaduh diperdengarkan.
"Apa yang kau dengar waktu di taman memang sebuah fakta" sampai di sini, dada Rio sudah sesak.
"Mengapa berhenti?"
Mata sendu memicing, "Kau tahu betapa beratnya bebanku hanya sekedar berbicara. Aku adalah pembicara terbaik, lulusan kampus ternama di dunia. Tapi.., heh.. kurasa itu semua tidak menjamin"
"Sudah jangan bertele-tele, langsung pada intinya"
"Bisakah kau memberi sedikit waktu untuk bernafas" suara Rio sedikit naik