"Sudah kek" Rio khawatir dengan kondisi kakeknya. Lelaki itu mengelus-ngelus pundak sang kakek berharap agar hati lelaki tua kembali tenang.
"Gara-gara kau, putriku kritis sekarang. Kau...!"
Yudistira memegang dadanya, rasa sesak sekali saat mengingat sesuatu yang tidak ingin diingat sebenarnya. Lelaki di depannya ini, sudah sejak dahulu Yudistira berusaha untuk bersikap biasa saja. Tapi apa sebaiknya Zaedan diberi tahu saja mengenai sesuatu yang selama ini harus ditutupi oleh keluarga Akbara.
"Ayo kek" Rio perlahan menarik mundur tubuh Yudistira, tapi lelaki itu berusaha agar tubuhnya tetap berdiri tegak dan tidak bergeser.
Sebenarnya Rio bisa saja menarik paksa tubuh yang jika dibandingkan dengan tenaganya jauh lebih besar. Tapi mengingat siapa Yudistira, dia tidak berani untuk melancarkan niatnya.
"Lepaskan aku.." Yudhistira kembali membentak Rio dan berusaha untuk melepaskan tubuhnya dari pegangan sang cucu.
