Zaedan kembali menginjakkan kakinya di Jakarta. Ia segera memesan taksi lalu pergi menuju ke rumah sakit yang sudah diberitahu oleh Rio. Wajahnya memang tenang tapi tidak dengan hatinya. Setiap detik dari saat lelaki ini naik ke pesawat menuju Jakarta, Mulutnya tak henti-hentinya mengucapkan doa agar sama mama tidak mengalami hal buruk.
Taksi sampai di halaman rumah sakit Anugerah. Dengan cepat Zaedan keluar dan menanyakan langsung pergi menuju ruang di mana Melinda dirawat. Dia juga sudah tahu di ruangan melalui saudaranya.
Setelah keluar dari lift, Zaedan dapat melihat Rio dan Yudistira yang duduk di lorong. Mengapa mereka tidak masuk ke dalam?, pikir Zaedan. Ia melangkah mendekat dan berdiri menatap dua pria beda usia.
"Kek.."
Semua orang melihat ke arahnya. Mata tua milik Yudistira memerah dan menatap tajam ke arah Zaedan. Zaedan sudah tidak terkejut dengan tatapan tersebut, ia sudah siap menerima apa pun itu.