Dunia Zaedan seakan berhenti, matanya menatap kosong dengan telepon yang masih di telinga. Tubuhnya kaku, tak mampu untuk bergerak sedikit pun.
Perlahan Zaedan berusaha untuk duduk meski awalnya terasa sangat sulit. Dia diam, mencoba untuk menenangkan dirinya.
Panggilan telepon sudah terputus beberapa menit yang lalu. Namun apa yang Zaedan dengar sebelumnya masih terngiang-ngiang di telinga.
Dia kemudian mencoba menelpon Roby dan meminta asisten pribadinya untuk datang ke apartemen.
•
Balik lagi ke rumah keluarga Pak Hasan. Pria tua itu baru saja menelepon menantunya. Pak Hasan kecewa dengan Zaedan, namun meski demikian ia tetap perlu meminta penjelasan secara langsung dari pria bermata hazel.
Bu Ros dan ketiga anaknya hanya bisa diam dan mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh sang pemimpin keluarga.
Dari ekspresi dan sikap Pak Hasan saat ini, bisa ditebak pria itu sedang menahan rasa amarah. Pak Hasan beberapa kali mengucap astagfirulah sambil mengelus-elus dada.