Setelah mengantar Yudistira sampai di halaman rumah sakit. Rio baru menyadari bahwa Zaedan tak terlihat sama sekali. Ke mana adiknya itu pergi?, masak iya dia tega pergi begitu saja sedangkan mama dirawat?, pikir Rio.
Lelaki itu berjalan, masuk kembali ke rumah sakit. Tapi saat ia tak sengaja melewati kaca di dinding, ia berhenti. Rio sedikit mundur dan melihat wajahnya di cermin.
Ah, ternyata sudut bibirnya sedikit membiru, ia meraba memar tersebut dan seketika meringis. Mungkin mamanya tidak menyadari hal in, syukurlah. Dia tidak bisa membayangkan betapa khawatirnya sang mama melihat kondisi wajahnya.
Rio kembali masuk ke ruang perawatan, ia pikir Zaedan sudah berada di dalam. Tapi sayangnya tidak, hanya ada Aluna.
"Lun, kamu bisa istirahat dulu"
"Tidak usah kang, saya masih kuat kok" Aluna masih menatap ke arah Melinda yang tertidur
"Hem" Rio mengembuskan nafas pelan, "Kamu itu dokter Lun, jangan sampai tidak mampu menjaga kesehatan" Rio memberi nasihat sambil duduk di sofa