"Hah..." mata Aluna membulat, mengapa Riko jadi dibawa-bawa dalam masalah ini, "Maaf kang, tapi..., tapi..." Aluna ragu untuk melanjutkan ucapannya
"Tapi apa.." Zaedan mengetuk-ngetuk setir mobil dengan jarinya, menunggu apa yang ingin disampaikan oleh Aluna.
"Apa..?" ia kembali bertanya, "Kau keberatan?" sindir Zaedan dengan senyum sinis
"Bukan kang, tapi Riko itu teman saya sejak lama. Dia sudah banyak membantu saya, tolong mengertilah" ucap Aluna lirih
"Lalu bagaimana denganku?, apa hanya kau yang perlu dimengerti?, sedangkan aku tidak?"
Aluna mengela nafas, dia bingung dengan sikap Zaedan. Lelaki di sebelahnya benar-benar tak masuk akal, selain banyak melanggar janji yang sudah disepakati, Zaedan cenderung bersifat diktator terhadap hidupnya sekarang.
"Bukan begitu kang, kita sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing. Lagi pula saya yakin tidak akan ada yang berpikiran buruk tentang saya dan Riko" nada bicara Aluna sangat tenang dan penuh keyakinan.
