Pupil mata Arsyad seketika melebar saat pria itu menyadari sesuatu.
"Ya.., tapi aku tak yakin, Siapa orang yang ingin mencelakai gadis sebaik Aluna?"
"[Mana ku tahu bro, bisa saja ada yang tidak suka atau iri dengannya]"
"Ah kau benar, bisa jadi seperti itu. Tapi jika memang benar, bukankah Aluna sedang dalam bahaya" ada nada khawatir di dalam ucapan ini
"[Tepat bro..]"
"Baiklah kalau begitu, jangan lupa segera perbaiki motor" ujar Arsyad dengan nada memerintah
"[Sip ma bro]"
Panggilan telepon itu pun berakhir. Arsyad sempat termenung sejenak, kemudian lelaki itu merasa pusing dan memutuskan untuk tidur.
***
"Maaf..." Zaedan berbicara pelan sambil melangkah mendekati Aluna
"Hiks..hiks..hiks.." Aluna yang masih duduk sambil memeluk kedua kakinya kini bergeser menjauhi Zaedan
"Akang jahat.." ucapan Aluna dengan muka yang tertunduk, "Jika akang masih melakukan hal serupa, saya minta cerai secepatnya" jawab Aluna dengan nada bicara dingin