""""""""""""""""""""""""""
" Sialan! " umpat Jova yang terbangun secara mendadak, membuat kepalanya pusing bukan main. Dia menatap ke arah jam digital yang berada di atas nakas. 08.00 WIB, angka yang terterah jelas di benda berbentuk kotak tersebut.
Membuat Jova mendesis jengkel, karna dia tertidur hanya empat jam saja. Tidur pukul 04.00 dini hari dan terbangun pukul 08.00 pagi. Bayangkan betapa pusingnya kepalanya, di tambah badan yang serasa remuk redam seperti di pukul. Paling terparahnya, jika sudah terbangun dia tidak akan bisa tidur lagi. Derita mana yang engkau dustai.
Kalau bukan karna pria sinting itu, tidak mungkin dia seperti ini. Tidak bisa tidur karna terus berpikir, bagaimana caranya untuk membuat pria sinting itu membatalkan niat busuknya a.k.a melamarnya. Bahkan gara - gara itu dirinya jadi memimpikan kejadian satu hari yang lalu. Kejadian sialan yang paling tidak mau dia ingat, tapi anehnya terus Tergiang - giang di kepalanya. Huh sangat menyebalkan.
Jova kembali membaringkan tubuhnya, menutup matanya menggunakan sebelah lengannya. Lalu Memejamkan mata, guna bisa memasuki kembali dunia mimpi yang memanjakan ilusi semunya. Perlahan namun pasti, dia mulai memasuki alam bawah sadarnya sampai gedoran di pintu kamarnya Menghancur segalanya. Membuat ia ingin memaki orang yang mengedor pintu kamarnya.
Ia pun mencoba mengabaikannya, lalu berusaha kembali memejamkan matanya dan berdecak jengkel. Karna gedorannya berganti menjadi tendangan. Orang gila mana, yang menjadikan pintun kamarnya sebagai samsak tinju.
Dia harus menegurnya sebelum pintunya rusak. Dengan gotai, ia menuju ke arah pintu yang digedor dengan brutalnya. Jika kalian bertanya, mengapa tidak ada yang memarahi si perusak pintu kamar jova? Jawabannya karna ini hari senin. Semua pada sibuk bekerja dan bersekolah. Di rumah hanya ada dirinya saja yang tertinggal. Lalu siapa si perusuh tersebut ? Cuma ada satu orang, yang berani melakukan hal bar bar seperti ini. Kalau benar seperti dugaannya, maka dia tidak akan beramah tamah lagi menyambutnya.
Sebelum membuka pintu, ia menendangnya terlebih dahulu. Sebagai tanda ia sudah terbangun. Membuat si pengganggu tersebut, memberhentikan aksinya. Bunyi decitan pintu yang terbuka, membuat si tersangka yang ternyata seorang wanita. Mengalihkan pandangannya, yang semula berada di layar handphone menjadi menghadap kedepan. Menampilkan wajah Jova yang mengkeruh tidak enak untuk dilihat. You know lah, dandanan orang yang baru bangun tidur itu gimana. Di tambah, durasi tidurnya cuma beberapa jam saja. Siapa saja yang melihatnya, di pastikan bergidik ngeri.
Tapi tidak untuk wanita berparas manis, namun sayangnya memiliki ekspresi jutek bukan main . Dengan santainya dia menyapa,
" hi sist! long time no see ~ " lalu menerobos masuk ke kamar Jova yang bernuansa monokrom. Membuat sang pemilik yang melihatnya mendengus, apalagi sekarang wanita itu merebahkan dirinya diatas kasurnya. Tanpa melepas sepatunya, benar - benar menjengkelkan.
" Jika kepala mu terbentur, lalu lupa ingatan. Biar ku beri tahu, kamar kau ada di sebelah kamar ini. Dengan pintu berwarna biru. Jadi silahkan keluar " perintah Jova yang tidak di gubris sama sekali. " atau perlu ku benturkan kepalamu berulang - ulang, biar kau ingat kembali " wanita itu langsung terbangun dengan wajah sebalnya.
" Kejem banget si sama adek sendiri, ini baru pulang loh dari Jepang. Capek tauk, Biarin napa aku tidur disini dulu. Lagian gara - gara siapa aku sampe kaya gini coba, " Jova menaikkan sebelah alisnya bingung, Melihat respon dari sang kakak. Kanandra Amora atau sering di sapa Kana mendengus. Lalu mengibaskan tangannya diudara, sambil berkata.
" Lupakan," membuat Jova merotasikan bola matanya jengah. Lalu mendudukkan dirinya di sofa kecil yang ada di dalam kamarnya.
" oh hampir lupa! " Seru Kana, yang hampir melupakan hal penting yang membuatnya kepo bukan main. " kau beneran mau nikah ? " mendengarnya, membuat Jova yang sedang bersandar dengan kepala yang ia rebahkan di atas kepala sofa. Mengidikan bahunya acuh. Lalu mulai memijit pangkal hidungnya, guna menghilangkan pening yang menderanya.
Kana mendengus," apa - apaan jawabanmu itu. seriously, gara - gara itu loh aku sampai pulang ke sini. Bahkan mengambil cuti berhargaku yang kukumpulkan untuk menjadi fansitenya tae. " keluh Kana dengan kesal, kalau bukan karna ibu negara Rubiani terhormat. Dia ogah pulang, apalagi harus menggunakan cuti satu bulannya yang sangat berharga. Musnah sudah, impian Kana menjadi mbak - mbak fansite yang hits dan stylist. Padahal dia sudah membayangkan, bagaimana Teahyung tersenyum ke arahnya saat dia mengarahkan kamera. Tapi semuanya gagal total, huh menyebalkan.
" Oh maaf itu bukan salahku, salahkan saja pria gila yang hari ini akan melamarku. " ucap Jova acuh tak acuh. Lalu mengambil handphonenya, membuka aplikasi musik dan lagu Bad liar dari Imagine Dragon. Mulai mengudara, di kamar Jova yang berasal dari speaker bluetooth yang berada di sudut ruangan.
" Wow, jadi mamak gak mengigau rupanya. " gumam Kana, setelah menengkurapkan badanya. Lalu, menopangkan wajah dengan sebelah tangan, ia menatap ke arah kakak pemalasnya. " Jadi, pria gila macam mana yang mau melamar kakak suramku ini ? " Kana terkekeh jail, saat sang kakak menatapnya dengan tajam.
" Tau google kan ? Cari saja disana, " ucap Jova sarkas yang mendapat kernyitan di kening Kana.
"Apa hubungannya coba ? " gumam kana. Namun, gadis berambut sebahu itu tetap mengikuti perintah sang kakak.
" Tidak ada artis yang terlibat masalah apapun, cuma berita seorang pengusaha elektronika tersukses dan terbesar nomor tiga di Asia. Yang melamar gadis di atas panggung resepsi pernikahan sahabatnya, konyol banget. " ucap Kana tak habis pikir, " oi jangan main - main lah. Nih aku serius loh ya " Kana mulai jengkel karna merasa di tipu.
Tak memperdulikan muka kesal sang adik tengah, Jova dengan santai berkata " buka lalu baca entar paham." Lalu, mulai menidurkan dirinya di Sofa. Jujur dia masih mengantuk.
Dengan wajah tertekuk, Kana mulai membuka berita yang muncul di bagian bawah kolom pencarian google. Berita teratas biasanya berita paling hot dan berita itu tentang pengusaha sukses yang melamar di resepsi pernikahan sahabatnya. Begitu terbuka Kana langsung membacanya, setelah itu matanya membola. Saat melihat Foto dimana sang pengusaha yang belutut di hadapan seorang wanita.
Wanita itu tentu saja tidak asing bagi Kana, walau wajahnya tertutup oleh sebagian rambut. tapi dia mengenal jelas baju yang dikenakan wanita tersebut, itu baju miliknya!
" Jangan bilang si pengusaha ini, pria gila yang ngelamar kau nanti ?" Tanya Kana yang mendapat anggukan malas dari Jova.
Tawa Kana pecah, " Uda macem ff aja hidup mu Van! " ucapnya di sela - sela tawa.
Jova melempar bantal yang ada di Sofa kesembarang arah, " anak dakjal gak usah ketawa, aku mau tidur. Kalau mau ajak ribut cabut sana! " usir Jova yang tak digubris sama sekali.
" Sial banget dapet homo, karma nih kebanyaan baca yaoi kayaknya. " Kana kembali tertawa melihat nasib sang kakak yang cukup teragis.
" Puaskan ? Sekarang keluar! aku mau tidur " usir Jova.
" Cih! gak asik banget jadi orang. " gumam Kana, dia memutuskan untuk bangun dari tidurnya. Sepertinya kakaknya benar - benar sangat lelah, dia jadi merasa bersalah karna mengganggunya.
Sebelum melangkah keluar, Kana kembali berujar " kau punya rencana gak untuk pertemuan nanti ?"
" Kalaupun ada, gak mungkin buat aku sampai gak tenang kaya gini. Lagian tu cowok gak bisa diajak negosiasi. Aku gak tau apa yang ada di otaknya "
Mendengar itu membuat Kana langsung menghela nafasnya, " jadi kau cuma pasrah aja gitu ? Van ini pernikahan loh bukan pacar - pacaran, ini sehidup semati. Dimana kau mencurahkan hidupmu untuk mengabdi sepenuh jiwa dan hati kepadanya. Gak masalah nih buat kau Van ? "
Jova langsung lemas saat mendengarnya, dengan keputusasaan yg terisarat di raut wajahnya. Dia menatap ke arah adik tengahnya. " terus aku harus bagaimana dong ? "
" Menyerah adalah jawabannya."
Jova menatap datar Kana, " lalu buat apa pertanyaan barusan ? Sialan! " umpat Jova kesal.
Kana terkekeh " Jangan marah gitu dong, kau ini selalu serius dalam segala hal. Uda kaya nenek - nenek, kolot abis. "
Jova merotasikan kedua bola matanya jenggah. Percuma pikirnya, lagian tak berguna meminta sesuatu pada Kana yang penuh dengan kebercandaan. Tak ada yang serius dalam hidupnya.
" oke oke karna aku baik, maka aku akan memberikan saran "
Jova menatap kana tanpa ekspresi, disusul nguapan dari rasa kantuknya yang sedari tadi dia tahan.
" Oh ayolah. Jangan pasang wajah seperti itu, kali ini aku sungguh - sungguh. " Kana tersenyum meyakinkan.
" Apa ?"
" Kau gak ada penyakit jantung kan ? " tanya balik Kana.
" Gak ada."
" Bagus. "
Kernyitan muncul di kening Jova mendengar perkataan sang adik. Tapi masa bodo lah, sekarang dia haus dan dia membutuhkan air untuk membasuh kerongkongannya. Langkahnya ia arahkan ke nakas yang berada di dekat tempat tidurnya, terdapat gelas bening yang isinya setengah. Dia punya kebiasaan saat tidur minum saat bangun minum.
Disela Jova meminum air mineralnya. Disaat itu juga Kana memberikan saran, yang langsung menimbulkan semburan air disertai batuk - batuk dari sang sulung. Karena Terlalu syok, mendengar saran paling gila serta tak masuk akal yang pernah ia dengar di muka bumi ini.
" Buat Orlando Arseno jatuh hati padamu, itu saranku. "