Writer by : Deeta
________________
Pembelajaran telah usai sejak 25 menit lalu, tapi 'dia'- yang sejak tadi pagi Eko tunggu- belum juga menampakkan dirinya di hadapannya. Saat istirahat pun sama saja, Eko juga belum menemukan orang itu.
Akhirnya Eko pergi ke kelas Ana -sang adik untuk menanyakan keberadaan orang yang dia cari.
"Ana, dimana 'dia'? Sejak tadi pagi aku menunggunya, tapi tidak menemukannya." Eko sedikit jengkel, dia paling tidak sabar menunggu, namun orang itu dengan seenak jidatnya membuat Eko menunggu lama.
"Huh? Apa maksud kakak?" Bukannya menjawab, Anna malah ganti bertanya. Pasalnya Anna tak mengerti siapa 'dia' yang di maksud kakak 'tampan' nya yang satu ini.
"Ish, 'dia' katanya akan kesini, tapi dimana? Aku lelah menunggu," Eko merengek seperti anak kecil. "Dia berkata akan ikut Mama,"
Akhirnya Ana paham 'dia' yang di maksud sang kakak. "Dia belum kesini, kak. Mungkin besok" jawabnya.
"HAH?! KENAPA TIDAK BILANG PADAKU ANA!! Aish, jadi dari tadi aku menunggunya itu tidak ada gunanya? Arghh" Kasianilah Eko, penantiannya tidak terbalaskan.
"Kakak juga tidak bertanya padaku, lagi pula siapa suruh semalam tidur di sekolah," Jawab Ana, bukan salah ia pula Eko seperti ini.
"Aish, benar-benar"
..oo0oo..
Dimas POV
Oh ya tuhan
Air itu sangat tenang
Namun,
Air itu bisa membunuhku dalam sekejap
"Ah, apa aku harus melakukannya?"
"Yah, kau harus bisa Dimas. Demi Ayah, demi cita-cita, demi uang, demi masa depan. Yah! Kau harus bisa!" Yakinku pada diriku sendiri. Biarkan saja, toh juga tidak ada yang bisa mendengarnya, hanya ada aku sendiri disini, aku dan diriku saja yang bisa mendengarnya.
Aku sedang berada di depan kolam renang sekarang. Aku sengaja di kolam renang yang berkedalaman 50 cm karena aku takut jika lebih dalam dari ini.
Tapi jangan berpikir aku berani saat ini, walaupun kedalamnya hanya 50 cm, itu masih sangat menakutkan untukku.
Kalian bertanya kenapa aku berada di sini sekarang, Sendirian pula. Yah monyet tak berupa itu memang tidak bisa di andalkan.
Tadi pagi setelah mengangkat telepon entah dari siapa, tiba-tiba Eko mengatakan jika ia tidak bisa mengajariku berenang akhir pekan. Dasar menyebalkan.
Aku sempat protes tadi, tapi tidak ada gunanya juga. Beradu lidah dengan Eko itu tidak akan ada gunanya. Ia tidak akan pernah mendengarkan protesan darimu. Ah, Bahkan aku juga mengumpatinya tadi.
Kata Eko, ia akan pergi jalan-jalan dengan seseorang akhir pekan nanti. Ia juga berkata jika seseorang ini spesial untuknya. Oh, aku pun tau tentang orang ini. Eko sering bercerita tentangnya padaku. Dan yah, mereka memang sudah lama tidak berjumpa.
Jadi aku mengalah, biarkan mereka bersenang-senang setelah sekian lama. Mungkin jika Eko mengatakan alasannya terlebih dahulu, aku tidak akan marah dan mengumpatinya seperti tadi. Aku jadi menysal.
Aku terpaksa belajar sendiri, aku tidak sabar untuk menunggu akhir pekan. Ini hari Selasa dan artinya akhir pekan masih 4 hari lagi.
Jadi aku putuskan untuk belajar sekarang, mumpung aku tidak mempunyai banyak PR. Toh apa bedanya? mau sekarang atau besok, sama saja Eko tidak bisa mengajariku.
Dimas POV End
Ting... Tong...
Eh?
"Mama pulang!!!" Teriak wanita yang berusia hampir setengah abad setelah memasuki rumah mewahnya. Walaupun sudah tua, namun wajahnya masih terlihat awet muda. Semua itu tidak lepas dari perawatan rutin yang dilakukannya selama ini.
"Mama!!! Katanya mau pulang Pagi, Kenapa lama sekali? Ishh" Eko mengerucutnya setelah berteriak.
"Ulu ulu, tuan muda Eko rindu Mama ternyata,"
"Bukan rindu Mama!" Jawab Eko ketus, "Mana 'dia'?" Lanjutnya.
Mengerti dengan siapa yang dimaksud putra kesayangannya, Mama Celina tersenyum.
"Dia ada di depan, menurunkan barang bawaannya,"
"Kenapa tidak menyuruh pak supir saja?"
"Sudah, tapi dia menolak," jawab Mama Celina tersenyum.
Eko langsung bergegas menuju ke depan rumah, irit hitam kecoklatan nya menangkap sosok gadis yang dari tadi pagi di tunggunya. Gadis yang hanya berbeda beberapa bulan darinya itu tengah menguarkan beberapa koper besar dari dalam bagasi mobil.