Chereads / Unimaginable Results / Chapter 4 - UR 4

Chapter 4 - UR 4

KAKAK!!!"

Teriakan itu menggelegar di tengah kesunyian rumah mewah milik kediaman Hanyokroksumo. Terlihat dua insan yang tengah menonton TV terlonjak kaget atas lengkingan suara yang memekakkan telinga.

"Apa lagi yang diperbuat monyet itu" Papa Hangeng menggelengkan kepalanya heran. Malas sekali rasanya melihat kelakuan ajaib anak-anaknya.

"Muka seperti monyet gitu juga anakmu, loh" itu Mama Celina yang bicara.

"Apa kita dulu salah prosedur bikinnya, yah? Perasaan aku kan ganteng, kamu juga cantik, kok bisa keluar monyet gitu?"

"Ngawur kamu! Tapi iya juga, ya. Buktinya Ana cantik, kok"

"KAKAK!!!" Teriakan itu terdengar lagi setelah kesekian kalinya, "DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN HANDPHONE KU!!!"

Eko berlari sambil terkikik, senang sekali rasanya bisa menjahili adiknya yang satu itu. Ia bersembunyi di belakang sofa tempat kedua orangtuanya menonton TV.

"Mama, coba lihat, Ana sudah punya pacar," Eko menunjukan aplikasi chatting milik adiknya dengan seorang pria.

"Ada-ada aja kelakuan anak muda jaman sekarang. Ah, yaampun dia juga menggombali adikmu," Mama Celina terkikik membaca beberapa chat sang putri dengan seseorang itu.

Tak lama kemudian, Ana menuruni tangga dengan wajah sebalnya. Jangan lupakan bibirnya yang mencebik lucu.

Mama Celina dan Eko saling berpandangan lalu tersenyum misterius.

Papa Han memutar matanya malas, apa-apaan dengan istri dan anak sulungnya itu.

Melihat Mama dan Kakaknya tertawa membuat Ana semakin sebal, pasti rahasianya terbongkar sudah. Rasanya Ana ingin ke laut saja.

"Papa~" Rengek Ana meminta bantuan Papa tersayangnya.

Sayangnya Papa Han tidak peduli, ia malas jika istri dan anak sulungnya sudah beraksi seperti ini. Jadi, ia memilih pergi ke kamarnya dibandingkan menyaksikan kelakuan keluarga gilanya.

"Ciee-ciee... Yang sudah punya pacar... Nona Muda Ana sudah besar ternyata, ngalahin Tuan Muda Eko yang nyatanya masih jomblo, hahaha..." Memang seru yah menggoda anak-anaknya ini, pikir Mama Celina.

"Mama~" Sumpah, Ana malu banget ketahuan sudah punya pacar. Wajahnya saja sampai merah seperti tomat.

"Ish, Mama kok bawa-bawa aku, sih" Eko merengut sebal, niatnya kan mau mengejek adiknya, tapi kenapa malah dia juga yang diejek.

"Aku hanya belum ingin punya pacar saja, merepotkan," bela Eko pada dirinya sendiri.

"Memangnya ada yang mau sama kakak?" Sarkas memang, tapi Ana tidak peduli. Lagian ia sudah terlanjur sebal dengan kakaknya itu.

"Banyak, lah. Gini-gini aku itu banyak yang suka, tau!"

"Iyuh" Ana dengan mukanya seperti ingin muntah yang dibuat-buat memang menyebalkan.

"Kelihatanya seru, nih. Aku ketinggalan, yah?"

Seorang gadis cantik berambut panjang itu menghampiri tiga orang yang tengah sibuk saling mengejek disitu. Namanya Haru, dia adalah anak dari adik Mama Celina yang tinggal di Jepang.

Dan kemarin saat berkunjung ke Jepang, Haru memutuskan untuk ikut dan tinggal disini. Haru dari kecil memang sudah lengket banget dengan keluarga Hanyokroksumo. Saking dekatnya, Haru sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Itu, Yuu, Si Ana sudah punya pacar," Eko yang menjawab.

Haru memang biasa dipanggil Yuu. Saat masih kecil, Haru susah melafalkan namanya, Haru yang masih cadel hanya bisa melafalkan kata Yuu untuk menyebut dirinya. Maka dari itu, orang-orang memanggil Haru dengan Yuu.

"Benarkah?" Wajah Haru berbinar mendengar berita tersebut, "Siapa pacarmu Ana? Ayo kenalkan pada kami!" Pekiknya girang.

"Yuu~ kau juga jangan ikut-ikutan," wajah Ana tambah memerah, malu.

"Coba lihat ini, Yuu" Mama Celina malah menunjukkan chat milik Ana dengan pacarnya, dan hal itu membuat Ana makin kesal sekaligus malu.

Mengingat handphone.

Ah, Iya, HANDPHONE!!!

Tujuan Ana kesini kan, mau mengambil -merebut handphone nya.

Baru sekejap Haru membaca pesannya si Ana, sang pemilik handphone sudah merebut benda pipih yang sudah membuat rahasianya tersebar.

"Ayolah Ana, kenalkan dia pada kami," dari awal Haru memang sudah sangat antusias mendengar berita itu.

Ana mendengus malas, "Namanya Markus," Akhirnya ia mengaku juga. Sudah terlanjur basah juga, mending lanjut saja.

"Markus anak sekolah sebelah itu?" -Eko

"Kakak kenal dengannya?"

"Iyalah, dia kan anak tim basket yang kemarin melawan sekolah kita,"

Ana hanya ber'oh'ria. Kalau dipikir memang benar sih, si Markus kan anak basket sekolah sebelah. Jadi kakaknya pasti kenal.

"Tapi yang aku dengar, si Markus itu playboy nya tingkat dewa. Heran juga sih, muka pucat, rambut ikal, seperti vampir gitu banyak yang suka,"

"Dia tidak playboy asal kakak tau, lagipula dia itu tampan, putih, tinggi pula," -bucin

"Terserah"

"Oh, iya, Yuu, besok kamu sudah berangkat sekolah, kan?" Eko beralih pada adik sepupunya. Malas juga dia dengan adik kandungnya sendiri.

"Sudah, kak. Aku satu kelas dengan Ana,"

"Seragamnya?"

"Pinjam punya Ana"

"Oh, yasudah, besok pulang sekolah aku antar beli seragam, yah. Sekalian jalan-jalan,"

"Beneran kak? Asik!" Haru itu paling suka kalau diajak jalan-jalan. Apalagi sama Eko, pasti bakalan dapat gratisan kalau sama kakak sepupunya yang satu itu.

"Eh, memangnya kakak tidak ada ekskul?"

"Ada sih, tapi tenang, semua bisa diatur"